Jakarta, Aktual.com – Hillary Clinton dan Donald Trump, tidak akan mengubah kebijakan luar negeri Washington terhadap Indonesia jika salah satu dari calon presiden tersebut terpilih menduduki kursi tertinggi di Gedung Putih, kata Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Brian McFeeters.
“Hubungan ekonomi dan keamanan kami dengan Indonesia tidak akan berubah akibat pergantian presiden, mengingat Partai Republik (yang mencalonkan Trump) maupun Partai Demokrat (yang mengusung Clinton) sama-sama menyadari posisi penting negara ini,” kata McFeeters kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis (3/11).
Meskipun perdagangan antara kedua negara mengalami penurunan sebesar 12 persen dalam lima tahun terakhir, Amerika Serikat tetap merupakan mitra dagang utama Indonesia yang menempati peringkat kedua untuk volume, di bawah China.
Sementara untuk pertahanan, Amerika Serikat merupakan salah satu pemasok senjata utama Indonesia selain Prancis. Jakarta dalam beberapa tahun terakhir telah membeli sejumlah peralatan militer seperti helikopter angkut, helikopter tempur, dan senjata-senjata lainnya.
“Siapapun tokoh yang terpilih, kami dari kedutaan akan berupaya mendatangkan presiden baru ke Indonesia secepatnya dalam kunjungan luar negeri pertama,” kata Mcfeeters.
Selain akan meneruskan hubungan baik dengan Indonesia, Hilary atau Trump juga tidak akan mengubah peralihan fokus politik luar negeri Amerika Serikat ke wilayah Asia Pasifik yang telah dimulai pada masa kekuasaan Presiden Barack Obama selama delapan tahun terakhir, kata McFeeters.
“Asia Pasifik merupakan wilayah penting dengan pertumbuhan ekonomi pesat yang tidak akan kami tinggalkan begitu saja,” kata dia.
Mengenai pendapat negatif calon-calon presiden Amerika Serikat terhadap kesepakatan perdagangan bebas Trans-Pacific Partnership (TPP), McFeeters menjelaskan bahwa pernyataan tersebut hanya merupakan strategi politik memperoleh suara pemilih dalam negeri yang tidak akan banyak mengubah kebijakan.
“Pada akhirnya, presiden pengganti Obama akan meneruskan kesepakatan TPP ini,” kata dia.
Persaingan antara Trump dengan Clinton lima hari menuju pemungutan suara pada 8 November mendatang kini semakin ketat menyusul penyelidikan baru Biro Investigasi Federal (FBI) terhadap penemuan surat-surat elektronik Clinton di laptop seorang tokoh partai Demokrat–yang diduga sering melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Keunggulan Clinton yang sempat mencapai delapan persen kini terus menipis sampai satu persen dalam jajak pendapat Washington Post.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan