Jakarta, Aktual.com — Pergaulan bebas merupakan salah bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas dari kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu. Pergaulan bebas dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma kesusilaan.

Apakah ada cara tersendiri dalam Islam untuk menghindari pergaulan bebas tersebut?.

“Dalam agama Islam kita dilarang berbuat segala bentuk kemungkaran dan kemaksiatan, karena perbuatan tersebut akan membawa kita kepada kehancuran dan kebinasaan. Islam melarang keras pergaulan bebas, karena perbuatan tersebut termasuk corong atau jalan bagi seseorang untuk melakukan perbuatan zina, campur baurnya antara lelaki dan perempuan. Tentu ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Sungguh benar ucapan Rasulullah SAW, ‘Pasti akan ada dari umatku suatu kaum yang (berusaha) menghalalkan zina, sutra, khomer (minuman keras), dan alat-alat musik !.'(HR. Bukhari),” kata Ustad Muhamad Ghozali, MA, memberikan saran kepada Aktual.com, di Jakarta, Selasa (29/03).

Allah SWT berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(Al-Isra’ : 32).

Menurut Ustad Ghozali, berpalingnya manusia dari mengamalkan petunjuk-Nya dalam kehidupan mereka adalah sebab utama dan terbesar yang mendatangkan kesengsaraan dan penderitaan hidup yang tiada hentinya bagi mereka.

Allah SWT berfirman,

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Artinya, “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”(Ta Ha : 124).

Imam Asy-Syaukani mengatakan, “Makna ayat ini, Sesungguhnya Allah SWT menjadikan (memberikan balasan, red) bagi orang yang mengikuti petunjuk-Nya dan berkomitmen dengan agama-Nya dengan kehidupan yang (penuh) kenikmatan di dunia, tanpa ada kesedihan, kegundahan dan kesusahan (dalam) dirinya. Dan Dia menjadikan (memberikan balasan) bagi orang yang enggan mengikuti petunjuk-Nya dan berpaling dari agama-Nya dengan kehidupan yang sempit serta (penuh dengan) kepayahan dan penderitaan (di dunia). Bersamaan dengan semua penderitaan yang menimpanya di dunia, di akhirat (kelak) dia akan (merasakan) penderitaan, kepayahan dan kesempitan hidup yang lebih berat lagi.”

Masih dari Ustad Ghozali, yang harus Muslim ingat dengan baik adalah Islam melarang pergaulan bebas dan mengharamkan semua sebab yang membawa kepada ‘pergaulan bebas’ karena perbuatan ini merupakan biang segala keburukan dan kerusakan yang terjadi di masyarakat.

Rasulullah SAW telah mengingatkan besarnya kerusakan dan fitnah yang ditimbulkan oleh perempuan terhadap laki-laki dalam sabda beliau, “Aku tidak meninggalkan setelahku fitnah (keburukan atau kerusakan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki melebihi (fitnah) kaum perempuan.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan, hal ini dalam ucapan Beliau, “Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan kerusakan, bahkan ini termasuk penyebab (utama) terjadinya berbagai melapetaka yang merata. Sebagaimana ini juga termasuk penyebab (timbulnya) kerusakan dalam semua perkara yang umum maupun khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab berkembangpesatnya perbuatan keji dan zina, yang ini termasuk sebab kebinasan masal (umat manusia) dan wabah penyakit-penyakit menular yang berkepanjangan, seperti penyakit AIDS dan penyakit-penyakit kelamin berbahaya lainnya, na’uudzu billahi min dzaalik.”

“Oleh karena itu termasuk penyebab besar (terjadinya bencana) pada negeri ini adalah banyaknya terjadi perbuatan zina karena membiarkan kaum perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki. Seandainya para pihak yang berwenang mengetahui kerusakan (besar yang ditimbulkan) dari perbuatan ini dalam (urusan) dunia dan masyarakat belum lagi urusan agama maka mereka pasti akan melarang dengan sekeras-kerasnya perbuatan tersebut,” kata Ustad Ghozali. Bersambung………

Artikel ini ditulis oleh: