Jakarta, Aktual.co — Terus melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp13.00 lebih per satu dolar AS, belum mempengaruhi beberapa produsen ponsel untuk menaikkan harga jual produk ponsel di Tanah Air.

“Memang betul, melemahnya nilai tukar akan berpengaruh. Tapi, untuk menaikkan harga jual sangat sulit dan kita tidak langsung naikkan begitu saja,” papar Regional General Manager Device Business Department Huawei Indonesia, Hendry Xiao di Pekanbaru, Senin (8/6).

Dia melanjutkan, sebagai produsen ponsel tergolong baru di Indonesia karena selama ini dikenal sebagai perusahaan global terkemuka penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi dari negeri tirai bambu itu, sangat sulit dilakukan untuk menentukan harga.

Beberapa pengaruh yang harus diperhitungkan pihaknya dengan melemah nilai tukar mata uang termasuk dampak melambatnya perekonomian dunia adalah sejauh nama pengaruh itu akan mempengaruhi daya beli masyarkat Indonesia terhadap pembelian ponsel.

Dalam menentukan harga pasar sebuah jenis ponsel biasanya sangat banyak yang mempengaruhi seperti produk yang sama dari kompetiror, kemudian inovasi dari produk yang diluncurkan dan lain sebagainya.

“Tapi kita percaya melemahnya rupiah akan berlalu seiring langkah yang dilakukan pemerintah. Kita tetap optimis tahun ini targetkan penjualan satu juta untuk semua produk Huawei di Indonesia, diantaranya 100 ribu di Sumatera akan terlampui,” katanya.

Ketua Asosiasi Pedagang dan Importir Telepon Genggam, Alie Cendrawan sebelumnya mengatakan, jika pelemahan rupiah terjadi dalam jangka pendek, maka harga-harga telepon seluler tidak akan mengalami kenaikan karena kenaikan biaya impor telepon seluler masih ditanggung oleh importir.

“Kalau jangka pendek, biasanya disubsidi oleh importir. Kalau kenaikan nilai tukar sangat drastis, baru harga akan naik. Tapi sejauh ini masih belum terlalu pengaruh,” ujarnya.

Namun, katanya melanjutkan, jika rupiah terus melemah, maka importir dan pedagang telepon seluler terpaksa melakukan penyesuaian harga khususnya bagi produk-produk model terbaru.

“Kalau terus melemah, untuk produk lama tidak ada penyesuaian, tetapi untuk produk baru, harganya juga baru. Ini sudah seperti regulasi sejak jaman dulu, regulasi tidak tertulis, jadi suatu kelaziman bagi pengusaha,” ucap Alie.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka