Hubungan yang dekat dengan Gus Dur itu mau tidak mau di kemudian hari membawa RR juga berhubungan dekat dengan kaum Nahdliyin atau yang lebih dikenal dengan NU Kultural. Dia berkunjung ke beberapa pesantren, seperti Tebu Ireng di Jombang, Al Hikam yang didirikan oleh almarhun KH Hasyim Muzadi di Depok, Pesantren Al Kharimiyah yang dipimpin oleh KH A Damanhuri di Sawangan Depok , pesantren Mambaul Hikmah yang dipimpin oleh KH Sulton di Tegal.
Juga mempunyai hubungan dekat dengan alm KH Hasyim Muzadi dan pernah pula berkunjung kerumah kakak sulung KH Hasyim Muzadi sekaligus sesepuh NU KH Abdul Muchit Muzadi di Jember. RR juga dekat dengan Gus Solahudin Wahid adik Gus Dur bahkan pernah melakukan kegiatan bersama dalam Konvensi Rakyat Untuk Presiden, yang di di 6 kota besar, yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Bandung dan Balikpapan.
Bahkan dalam kedekatannya dengan pondok pesantren Tebu Ireng itu, RR pernah diundang dan menghadiri suatu pertemuan ratusan alumni pesantren tersebut dikawasan puncak dan dalam pertemuan itu RR diberi gelar Gus Romli.
Selain itu dia juga mempunyai hubungan cukup dekat dengan Pengurus Pusat Muhammadiyah . Selain beberapa kali menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah, RR bahkan pernah menjadi saksi ahli dalam gugatan yang dilakukan oleh PP Muhammadiyah terhadap UU No 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi yang dinilai pro pasar bebas dan asing. Gugatan itu diajukan ke Mahkamah Konstitusi dan berhasil menang.
RR juga mempunyai hubungan dekat dengan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang banyak mempunyai alumni yang menjadi tokoh Islam, misalnya Din Syamsudin yang pernah menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah dan almarhum KH Hasyim Muzadi yang pernah menjadi Ketua Umum PBNU serta Ustadz Bachtiar Nasir yang menjadi penanggung jawab Aksi Damai satu juta Umat Islam pada tanggal 4 November 2016 (411) di Monas dan sekitarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid