Jakarta, Aktual.com — Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika), Sya’roni, mengatakan bahwa pernyataan Presiden Joko Widodo terkait kemerdekaan Palestina dalam forum KTT Luar Biasa OKI dinilai berlebihan.

“Cita-cita tersebut masih jauh dari harapan, mengingat kekuatan Israel beserta sekutu utamanya masih menjadi yang terkuat di kancah global. Sementara kapasitas Presiden Jokowi belum teruji sebagai pemimpin dunia,” kata Sya’roni dalam keterangan tertulisnya yang diterima Senin (7/3).

Menurutnya, mengharapkan peran Presiden Jokowi di KTT Luar Biasa OKI sangat tidak relevan. Apalagi jika menyamakannya dengan pernyataan Presiden Soekarno dalam Konferensi Asia Afrika (KAA). Presiden pertama dalam KAA, namanya begitu melegenda karena mampu menjadi inspirasi bagi negara-negara di Asia dan Afrika untuk memerdekakan diri.

Soekarno dianggap sudah terbukti mampu membawa Indonesia memasuki gerbang kemerdekaannya. Selain itu, perannya di kancah global juga sudah sangat diperhitungkan oleh negara-negara adidaya.

“Terbalik dengan Presiden Jokowi yang saat ini belum mengukir apapun di percaturan internasional. Bahkan skandal makelar diplomatik yang sempat mencuat beberapa waktu lalu diyakini sudah mendegradasi wibawa Presiden Jokowi di mata para pemimpin dunia,” jelasnya.

Apabila Presiden Jokowi ingin merealisasikan janjinya mendorong kemerdekaan Palestina, lanjut Sya’roni, maka yang harus dilakukan oleh Presiden Jokowi adalah meningkatkan kapasitasnya sebagai pemimpin dunia. Jokowi harus menjelma menjadi pemimpin yang kharismatik dan berkarakter.

Dengan menjelma sebagai pemimpin yang berkharisma dan berkarakter, barulah suara Presiden Jokowi akan didengar oleh para pemimpin dunia. Segala manuvernya pun akan diperhitungkan. Terpenting, Jokowi bisa menunjukkan sikapnya tidak tunduk kepada kepentingan asing.

Hal itu, tambahnya lagi, bisa dimulai misalnya dengan tidak tunduk kepada kepentingan Freeport di Papua dan Inpex di Blok Masela. Jangan sampai ada kesan, pemerintahan Jokowi bisa didikte oleh kedua perusahaan tersebut.

“Selama Jokowi tidak bisa bersikap tegas kepada korporat asing maka jangan berharap Jokowi akan diperhitungkan di kancah global,” ucap dia.

Terkait dengan penyelenggaraan KTT LB OKI, saat ini yang lebih realistis dilakukan oleh Presiden Jokowi adalah memperkuat dukungan kemanusiaan bagi rakyat Palestina. Dukungan untuk mewujudkan kemerdekaan bisa diberikan bersamaan dengan menguatnya posisi Jokowi di kancah internasional.

Artikel ini ditulis oleh: