Jakarta, Aktual.co — Permasalahan ekonomi yang membelit Indonesia semakin hari semakin memburuk. Dampaknya, jatuhnya nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi salah satu indikatornya.

Menurut Pengamat Ekonomi dari Unika Atmajaya, Agustinus Prasetyantoko, kondisi ekonomi di Indonesia selama 10 tahun terakhir ini dinilai cukup stabil, namun intermediasi yang ada masih kurang.

“Masalah ekonomi kita itu ada dua, stabilisasi dan intermediasi. Stabilisasi 10 tahun terakhir bisa dibilang cukup stabil, nah intermediasi ini yang masih kurang. Nilai rupiah dan IHSG menurun karena kita tidak belajar dari kesalahan sebelumnya,” ujar Pras yang ditemui usai diskusi terbatas di Jakarta, Kamis (16/10).

Akar permasalahan ekonomi kita yaitu defisit fiskal dan defisit neraca pembayaran transaksi berjalan.

“Defisit neraca perdagangan transaksi berjalan itu karena faktor-faktor yang mempengaruhinya kompleks dan dimensi waktunya panjang,” pungkasnya.

Neraca pembayaran transaksi berjalan Indonesia saat ini disebabkan oleh liquiditas dan transaksi. Liquiditas dan transaksi ini yang menurut Pras tidak bisa tumbuh signifikan dalam lima tahun kedepan.

“Susah untuk tumbuh signifikan lagi, kalaupun naik ya masih moderate lah,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka