Seorang pria memantau kondisi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (15/7). IHSG ditutup melemah 0,65 persen atau 31,96 poin ke posisi 4,869.85 pada penutupan bursa saham sebelum libur lebaran dan akan kembali diperdagangkan pada Kamis (23/7) mendatang. ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna/ed/pras/15

Jakarta, Aktual.com — Pada perdagangan hari ini, First Asia Capital memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi rawan koreksi lanjutan.

Analis Riset First Asia Capital, David Suyanto mengatakan, rentang pergerakan IHSG diperkirakan di level support 4690 dan resisten di 4750.

“Melanjutkan perdagangan akhir pekan ini sekaligus menandai akhir Juli, pasar masih digerakkan dengan sejumlah rilis laba emiten paruh pertama tahun ini dimana sejumlah emiten unggulan mengalami pelambatan pertumbuhan laba atau penurunan laba akibat perekonomian domestik yang kurang kondusif serta depresiasi rupiah atas dolar AS,” kata David dalam riset yang diterima Aktual di Jakarta, Jumat (31/7).

IHSG pada perdagangan kemarin gagal berakhir di teritori positif setelah sempat menguat 33 poin. Akhirnya IHSG pun ditutup koreksi 8,629 poin (0,18%) di level 4712,492.

Menurut David, perdagangan lebih banyak digerakkan sentimen individual terkait rilis laba emiten paruh pertama tahun ini. Koreksi terutama terjadi di akhir sesi, selain dipicu sejumlah saham yang tertekan akibat pencapaian laba 1H15 yang di bawah ekspektasi, juga turut dipengaruhi sentimen kawasan Asia setelah pasar saham China kembali tertekan kemarin.

“Pasar emerging market kemarin kembali mengalami tekanan akibat terdampak pelemahan mata uang negara emerging market atas dolar AS setelah hasil pertemuan The Fed mengindikasikan kenaikan tingkat bunga semakin dekat menjelang akhir tahun,” terangnya.

Sementara Wall Street tadi malam ditutup flat. Indeks DJIA tutup koreksi tipis 0,03% di 17745,98. Indeks S&P tutup flat di 2108,63. Sentimen terutama digerakkan oleh pencapaian laba kuartal dua emiten yang bervariasi. Pasar juga mengantisipasi kenaikan tingkat bunga The Fed menjelang akhir tahun. “Antisipasi kenaikan bunga membuat pelaku pasar lebih banyak menahan diri mengambil posisi di pasar saham,” tandas dia.

Saham Pilihan
TLKM 2855-2920 TB, SL 2820
PGAS 3920-4060 TB, SL 3900
ASII 6450-6650 BoW, SL 6300
BBCA 12650-13400 TB, SL 12500
BMRI 9450-9800 TB, SL 9300
SMRA 1700-1765 TB, SL 1690
JSMR 5400-5700 BoW, SL 5200
BSDE 1680-1760 TB, SL 1650
UNTR 18800-19575 TB, SL 18300

Artikel ini ditulis oleh: