Jakarta, Aktual.com — Para pemuda dalam kisah “Ashabul Kahfi” bisa dengan tenang dan tetap sehat tidur selama kurun waktu yang lama tanpa mengalami sakit dan terluka. Bahkan tempat mereka itu pun tidak ada penghuninya, sehingga tempat ini sesuai untuk kehidupan mereka karena Allah SWT telah memenuhi semua kebutuhan mereka.

Ada beberapa faktor yang tertulis di Al Quran mengapa hal itu bisa terjadi yaitu,

1. Penonaktifan fungsi indera pendengar. Suara dari luar bisa membangunkan orang yang sedang tidur. Ini seperti dijelaskan dalam ayat,

فَضَرَبْنَا عَلَىٰ آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا

Artinya, “Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.”(Al-Kahf : 11)

“Yang dimaksud dengan ‘tutup telinga’ di sini adalah dengan menon-aktifkan fungsi telinga. Indera pendengar adalah satu-satunya indera yang bekerja terus menerus dalam semua kondisi yang juga menghubungkan seseorang dengan sesuatu yang berasal dari luar. Sistem penting ini bertanggung jawab atas kondisi bangun dan sadar, juga pengaktifan operasionalisasi sistem tubuh secara menyeluruh. Dalam kondisi penonaktifan, seperti dalam kasus pembiusan, seseorang bisa masuk ke dalam tidur yang dalam. Semua sistem operasional yang utama dan sistem panas tubuhnya juga menurun seperti dalam kondisi tidur dan terputus dengan dunia luar,” ujar Ustad Hasanudin, kepada Aktual.com, di Jakarta, Selasa (08/03).

Allah SWT berfirman,

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا

Artinya, “dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,”(An-Naba’ : 9)

Yang mana kondisi ini menyebabkan dua hal yaitu,

Pertama, menjaga sistem tubuh mereka dari kehilangan fungsinya agar tetap hidup dan bekerja secara minimal, bagi mereka jarum waktu berhenti selama mereka berada di dalam gua. Padahal, jarum waktu masih berputar di luar gua, ini seperti terjadi pada sel dan kulit luar yang terjaga pada kadar panas yang rendah. Sel dan kulit itu berhenti berkembang, meskipun masih hidup.

Kedua, penonaktifan katalisator bagian dalam yang bisa membangunkan orang yang sedang tidur normal dengan perantara sistem yang telah disebutkan di atas, seperti sakit, lapar, haus atau mimpi yang mengejutkan.

2. Allah SWT juga menjaga tubuh mereka dalam keadaan sehat secara medis dan melindunginya baik dari dalam maupun luar, dengan cara berikut,

Pertama, membolak-balikkan badan secara terus menerus selama tidur. Allah SWT berfirman,
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ ۚ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ ۚ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

Artinya, “Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.”(Al-Kahf : 18).

Ustad Hasanudin menjelaskan, cara ini dilakukan agar tanah tidak memakan tubuh mereka saat tikar membusuk di kulit mereka, juga saat pembuluh darah dan paru-paru menggumpal. Hal inilah yang disarankan oleh kedokteran modern dalam memberikan terapi pasien yang kehilangan kesadaran atau orang-orang yang tidak mampu bergerak karena lumpuh dan yang lain.

Kedua, tubuh pada pemuda Ashabul Kahfi dan halaman gua menghadap sinar Matahari dengan kadar yang seimbang dan memadai di awal dan akhir siang hari untuk melindungi tubuh mereka dari kadar basah dan keracunan di dalam gua yang gelap.

Allah SWT berfirman,

وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ۗ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا

Artinya, “Dan kamu akan melihat Matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.”(Al-Kahf : 17)

Dalam tafsir Quraish Shihab ayat ini dijelaskan “Gua tempat persembunyian mereka itu berada pada sebuah gunung. Gua itu menghadap ke utara, memiliki celah yang cukup lebar bagi keluar masuknya angin yang sedang berhembus, apabila matahari terbit dari arah timur, bias cahayanya akan condong ke arah mereka, dan jika tenggelam, matahari akan melewati dari arah kiri mereka, dan sinarnya yang panas tidak akan masuk ke dalam gua. Dengan begitu mereka tidak merasakan panasnya sinar, sebaliknya merasakan kesejukan angin. Semua itu adalah bukti- bukti kekuasaan Allah SWT barang siapa mendapatkan perkenan Allah SWT untuk mengetahui bukti-bukti kekuasaan Allah, maka dia akan mendapat petunjuk. Dan barang siapa yang tidak mendapatkan perkenan-Nya, niscaya dia tidak akan mendapati pembimbing.”

Seperti diketahui secara medis, matahari itu penting sekali untuk pembersihan, penguatan tulang dan kulit manusia dengan pembentukan vitamin D melalui kulit dan manfaat lainnya.

Ketiga, ada celah di atas atap gua yang menghubungkan halaman gua dengan dunia luar. Celah dan halaman itu memungkinkan gua mendapat cukup ventilasi dan cahaya. Ini terlihat dalam firman Allah SWT diatas

Keempat, Allah SWT melengkapi mereka dengan keamanan dari gangguan apapun. Mereka seakan tidak mati dan tidak tidur karena tubuh mereka selalu bergerak ke kanan dan ke kiri, ditambah dengan adanya anjing yang berada di pintu halaman gua sebagai security ala zaman sekarang.

Kelima, Allah SWT menjaga kesehatan mata mereka dengan kondisi tidur. Seperti diketahui dalam ilmu medis, mata yang tertidur akan lebih terjaga kerusakannya dibandingkan jika mata selalu dalam kondisi terjaga. Karena jika kondisi mata terbuka di dalam gua yang gelap gulita pada waktu yang lama, akan mengalami kerusakan mata yang berakibat kebutaan. Sehingga kondisi tidurlah yang paling tepat untuk menjaga tubuh dan terutama mata.

Dalam surat Al-Kahf : 18, ayat ini seakan Allah SWT mengatakan bahwa kondisi tidur mereka seperti orang bangun. Selain ditandai dengan bergerak-geraknya tubuh mereka, juga bisa tersirat bahwa mata mereka sesekali terbuka (berkedip) untuk menjaga mata mereka dari kebutaan.

“Kesimpulannya, bahwa Allah SWT ingin menunjukkan dengan kisah ini kepada seluruh umat manusia, keajaiban secara ilmiah bagi mereka yang mau berfikir dan meneliti. Padahal sekiranya Allah SWT berkehendak, tanpa perlu dengan proses ilmiah untuk menjaga Ashabul Kahfi inipun bisa saja terjadi dan itu sangat mudah bagi Allah SWT. Seakan Allah SWT juga ingin menunjukkan bahwa Al Quran yang seharusnya diyakini oleh seluruh manusia, adalah benar-benar Kitab yang tidak hanya mengajarkan ibadah pada Allah SWT saja, tapi juga mengajarkan ilmu pengetahuan yang luar biasa,” urainya menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: