Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Presiden Joko Widodo akan mengikuti sidang tahunan dan menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan para anggota DPR.  AKTUAL/HO

Jakarta, Aktual.com – Anggota DPR RI Fraksi Partai Hanura Sudiro Asno menginginkan RAPBN 2020 dapat fokus digunakan untuk membenahi kualitas sumber daya manusia (SDM) seperti visi Presiden Joko Widodo yang mengharapkan SDM unggul untuk Indonesia maju.

“RAPBN 2020 akan digunakan untuk berbagai hal diantaranya memperbaiki kualitas SDM yang lebih unggul serta meningkatkan investasi dan ekspor melalui peningkatan daya saing serta produktivitas,” kata Sudiro Asno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (24/8).

Untuk itu, ujar dia, sudah sewajarnya pula bila RAPBN juga banyak digunakan bagi program perlindungan sosial yang bermanfaat dalam rangka menjawab tantangan demografi.

Selain itu, ia juga mengingatkan masih pentingnya untuk meneruskan program akselerasi infrastruktur untuk memudahkan konektivitas dalam memajukan ekonomi.

Sebelumnya, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan, sumber daya manusia Indonesia adalah aset yang tidak ternilai harganya terutama karena bangsa ini juga memiliki bonus demografi yang perlu untuk dimanfaatkan secara optimal.

Untuk itu, ujar dia, pihaknya juga memberikan apresiasi terhadap visi Presiden Joko Widodo dalam pembangunan sumber daya manusia.

Hal tersebut, lanjutnya, dinilai sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang akan menghadapi bonus demografi pada periode awal 2020-2030, dilanjutkan 2030-2040.

“Yakni, jumlah penduduk produktif berusia 15-64 tahun lebih besar, diprediksi sekitar 52 persen, dibanding usia non produktif dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun,” ucap Bamsoet.

Politisi Partai Golkar itu juga mengingatkan besarnya jumlah penduduk usia produktif harus dibekali dengan kemampuan SDM yang mumpuni.

Bambang mengingatkan, jika tidak maka ke depannya bonus demografi tersebut bukan menjadi berkah, tetapi dapat menjadi bencana.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan