Presiden Timor Leste Francisco Guterres ikut pemilu parlemen (AFP)

Jakarta, Aktual.com-Timor Leste hari ini menggelar pemilihan umum (Pemilu) untuk menentukan anggota parlemen terbaru mereka, di tengah perjuangan mereka untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian dibekas Provinsi ke 27 Indonesia tersebut.

Sekira 760 ribu warga ambil bagian untuk menyalurkan hak politiknya untuk memilih anggota parlemen yang berasal dari 21 partai berbeda.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (22/7), antrean pemilih nampak terlihat di tempat-tempat pemungutan suara yang tersebar di negara termuda di Asia tersebut. Pemilu parlemen kali ini sebagai Pemilu pertama digelar sejak pasukan penjaga perdamaian PBB angkat kaki dari negara tersebut pada tahun 2012 lalu.

Tempat pemungutan suara sendiri bakal ditutup Sabtu (22/7) sore, sekira pukul 16.00 waktu setempat.

Sedangkan hasil sementara Pemilu baru dapat diketahui Sabtu (22/7) malam waktu setempat. Dan hasil resminya akan diumumkan awal Agustus.

Pemilu parlemen sendiri digelar ditengah otoritas Timor Leste menghadapi tantangan dengan cadangan minyak bumi menipis, sementara pemerintah berjuang untuk menyelesaikan perdebatan panjang dengan Australia soal sektor energi.

Disisi lain, praktik kekerasan juga ikut membayangi warga yang ingin menyalurkan hak pilihnya. Tetapi sejauh ini belum ada laporan aksi kekerasan atau kerusuhan terkait pemilu parlemen.

Pemilu parlemen juga akan menentukan pilihan calon Perdana Menteri (PM) untuk Timor Leste. PM Timor Leste akan terpilih berdasarkan partai pemenang pemilu atau koalisi partai-partai dalam parlemen. PM Timor Leste, sendiri sebagai tokoh politik paling berpengaruh di negara ini, yang bertugas mengawasi jalannya pemerintahan.

Pada Maret lalu, Timor Leste memilih presiden baru yakni Francisco Guterres, yang memiliki nama panggilan ‘Lu-Olo’. Guterres merupakan pemimpin Partai Fretilin dan mantan Ketua Parlemen Timor Leste. Guterres sendiri meraih dukungan dari Pahlawan Kemerdekaan Timor Leste, Xanana Gusmao, yang juga Presiden Timor Leste yang pertama dan Perdana Menteri ke-4 negara itu.

Peran seorang presiden di Timor Leste lebih seremonial, tetapi berperan penting membantu menengahi pertikaian antara anggota parlemen.

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs