Jakarta, Aktual.com — Mantan anggota Gafatar Muhammad Kapong mengaku, telah 11 bulan mengalami indoktrinasi mental dan pikiran atau istilah lain, dicuci otak.
“Saat itu saya diajak teman untuk bergabung. Selama 11 bulan bergabung banyak hal di luar logika termasuk indoktrinasi (cuci otak) yang diajarkan mereka,” ujar Muhammad Kapong di rumah indekosnya Jalan Pampang II Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (21/1).
Karena merasa ada yang bertentangan dengan ajaran Islam yang dipahaminya, dia pada April 2012 keluar dari Gafatar.
“Saya memilih keluar saja karena pemahaman agama berseberangan dengan ajaran mereka yang menyimpang,” ujar mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Makassar itu.
Awalnya dia masuk Gafatar karena diajak seniornya, kemudian mendapat doktrin bahwa sekarang hanya zaman jahiliyah sehingga bebas berbuat apa saja, dan nanti akan diluruskan kembali. Hal itu, katanya, membuat membuat banyak orang bergabung.
Muhammad Kapong menyebutkan, sistem perekrutan menjadi pengurus dinilai dari tingkat pengetahuan, kontribusi dan loyalitasnya kepada Gafatar.
Selain itu, katanya, Gafatar punya cara tersendiri dalam memperbanyak pengikut yaitu anggota baru ditugaskan mencari anggota lain, mulai di keluarga terdekat.
“Sudah bergabung harus berjanji mencari anggota baru, diutamakan sudah berkeluarga supaya bisa menarik anggota keluarganya masuk sehingga anggota bertambah.”
Dia mengaku tidak sempat merekrut orang lain karena sibuk dengan perkuliahan dan organisasi kampus begitu padat.
Meskipun Gafatar pernah terlibat konflik dengan organisasi Forum Pembela Islam (FPI) pada 2012, namun tidak menyurutkan semangat mereka memperbanyak anggota dengan model berbeda.
“Seingat saya dulu itu jumlah untuk satu kecamatan ada sekitar 100 anggota, belum lagi di kelurahan dan lainnya. Diperkirakan ada ratusan orang waktu itu,” ujar dia.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyatakan akan melakukan pendekatan terhadap para eks Gafatar untuk menyadarkan bahwa apa yang mereka lakukan tidak sesuai ajaran agama serta nilai-nilai Pancasila.
Pemerintah Kota Makassar juga sedang mengidentifikasi gerakan-gerakan yang mencurigakan dengan mendirikan posko di setiap kecamatan dan menghimbau masyarakat segera melaporkan apabila ada menemukan.
“Saat ini semua organisasi Islam di Makassar sudah dirangkul untuk memerangi ajaran yang menyimpang seperti Gafatar. Pemerintah Kota siap membimbing dan merangkul kembali para mantan pengurus Gafatar maupun anggotanya untuk kembali ke jalan yang benar,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu