Jakarta, Aktual.com – Zikir secara bahasa memiliki arti “menyebut”, “mengingat” atau “berdoa”. Namun dalam bahasa agama Islam bahwa zikir didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat thayyibah. Selain itu zikir juga menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam al-Qur’an.
Allah Ta’ala berfirman:
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ؕ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ؕ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.[QS. Ar-Ra’d/13: Ayat 28]
Bacaan zikir yang paling utama adalah kalimat “Laa Ilaaha Illallaah”, sedangkan doa yang paling utama adalah “Alhamdulillah”. Seseorang yang melakukan zikir disebut dzaakir.
Allah SWT berfirman:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku”.
[QS. Al-Baqarah/ 1: Ayat 152]
Habib Umar bin Hafidz dalam ceramahnya menyampaikan bahwa dengan banyak berzikir akan tampak rahasia-rahasia yang tersembunyi.
Allah Ta’ala berfirman:
وَّ سَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا ۙ
“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya,[41], dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.[QS. Al-Ahzab/33: Ayat 41-42]
Rasulullah SAW dalam haditsnya yang dirawayatkan oleh Imam Muslim: “Akan mendahului beberapa orang diantara kalian masuk surga”, sahabat bertanya: “Siapakah orang-orang tersebut itu wahai Rasulullah?”. Beliau berkata: “Orang laki-laki yang banyak berzikir, dan orang perempuan yang banyak berzikir, akan mendahului beberapa orang kelak”
Selain itu Habib Umar bin Hafidz juga berkata bahwa orang-orang yang berdiri dengan berzikir kepada Allah, duduk dengan berzikir kepada Allah, berbaring berzikir kepada Allah yang dikategorikan ke dalam mahluk penghuni surga dan tidaklah seseorang duduk di suatu majelis dan tidak berzikir didalamnya kecuali kelak akan mendapatkan kerugian di hari kiamat.
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ ؕ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
“Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk, dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.[QS. An-Nisa’/ 4: Ayat 103]
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِ ۖ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,[190], (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.[QS. Ali ‘Imran/ 3: Ayat 190-191]
Habib Umar bin Hafidz meneruskan ceramahnya bahwa dahulu Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq bahkan ketika orang berbicara dengan seseorang selama beliau diam mendengarkan ucapan orang tersebut beliau berzikir: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ .Adapun Sayyidina Umar paling sering berzikir: الله الأكبر. Adapun Sayyidina Utsman paling senang bertasbih سُبْحَانَ اللهِ. Sedangkan Sayyidina Ali paling senang berzikir Hamdalah.., اْلحَمْدُ ِللهِ
Bacaan baqiyat solihat berada didalam zikir empat orang sahabat tersebut, mereka adalah khufaur rasyidin. Sayyidina Jakfar Shodiq menceritakan keadaan ke 4 sahabat tersebut, dia berkata: “tampak kepada Abu Bakar As Shidiq keagungan Allah dan kemurnian Tauhid, maka beliau mengulang-ulang kalimat La Ilaha Illalah, dan tampak kepada Umar bin Khattab kemulian dan kebesaran-Nya sehingga sering mengulang-ulang kalimat Allahu Akbar.., Allahu Akbar, dan tampak kepada Utsman sifat malunya kepada Allah sebar keluhuran-Nya dan kesucian-Nya, sehingga mengulang-ulang kalimat Subhanallah.
Subhanallah, dan tampak kepada Ali kebesaran nikmat dan pemberian yang luas yang dikhususkan kepada-Nya sehingga mengulang-ulang kalimat Alhamdulillah. Dan kalimat itu yang sering menjadi zikirnya.
Habib Umar bin Hafidz juga menyampaikan bahwa semoga keridhoan Allah SWT atas mereka. Keempat sahabat tersebut berkat didikan satu orang didikan Muhammad SAW, melalui tangannya mereka terdidik dan tidaklah berzikir Abu Bakar kecuali berkatnya, begitu juga Umar kecuali berkatnya, dan utsman kecuali berkatnya dan Ali kecuali berkatnya dan semua sahabat dari muhajiri dan Anshar.
Dan berkat beliau serta berkat keagungannya didirikan asas agama ini. Dan dengan berkahnya dibuatlah majelis-majelis ini dan kita duduk dan saling duduk karena Allah. Segala puji Allah atas semua ini.
Allah Ta’ala berfiman:
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ؕ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ؕ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”[QS. Ar-Ra’d/13: Ayat 28]
فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا ۚ وَمِنْ اٰنَآىٴِ الَّيْلِ فَسَبِّحْ وَاَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضٰى
“Maka sabarlah engkau (Muhammad) atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum matahari terbit, dan sebelum terbenam; dan bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari, agar engkau merasa tenang.”[QS. Ta Ha/20: Ayat 130]
اِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمٰتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْقٰنِتٰتِ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالصّٰدِقٰتِ وَالصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰبِرٰتِ وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَ الْمُتَصَدِّقٰتِ وَالصَّآئِمِيْنَ وَالصّٰٓئِمٰتِ وَالْحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحٰـفِظٰتِ وَالذّٰكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّ الذّٰكِرٰتِ ۙ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا
“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”[QS. Al-Ahzab/33: Ayat 35]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid