Jakarta, Aktual.com —  Rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menyepakati untuk melaksanakan penawaran umum terbatas atau “right issue” seharga Rp77.000 per saham.

“Pelaksanaan ‘right issue’ ini untuk memenuhi ketentuan Bursa Efek Indonesia yang mewajibkan semua perusahaan terbuka yang terdaftar untuk memenuhi setidaknya 7,5 persen kepemilikan publik dari total modal disetor paling lambat tanggal 30 Januari 2016,” ujar Presiden Direktur HM Sampoerna Tbk Paul Janelle di Jakarta, Jumat (9/10).

Ia menyampaikan bahwa aksi korporasi perseroan ini merujuk pada Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang diterbitkan oleh Emiten.

Dalam peraturan itu disebutkan, Perusahaan Tercatat dapat tetap tercatat di BEI apabila jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham bukan pengendali dan bukan pemegang saham utama paling kurang 50.000.000 saham dan paling kurang 7,5 persen dari jumlah saham dalam modal disetor. Dan, jumlah pemegang saham paling sedikit 300 pemegang saham yang memiliki rekening efek di Anggota Bursa Efek.

Paul Janelle memaparkan HM Sampoerna menawarkan sebanyak-banyaknya 269.723.076 saham baru. Philip Morris Indonesia sebagai pemegang saham utama akan melaksanakan sebagian hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dalam aksi korporasi ini.

“Seluruh dana yang akan akan diraih dari ‘right issue’ ini diperkirakan berjumlah sekitar Rp20,768 triliun yang akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja termasuk pembayaran sebagian fasilitas pinjaman modal kerja,” katanya.

Ia menyampaikan bahwa setelah “right issue” dilaksanakan, maka kepemilikan Philip Morris Indonesia di HM Sampoerna sebesar 92,5 persen, sementara sisanya sebesar 7,5 persen saham akan dimiliki oleh publik. Sebelum pelaksanaan ‘right issue’, kepemilikan saham Philip Morris Indonesia sebesar 98,18 persen.

“Pelaksanaan ‘right issue’ ini juga telah menarik minat investor baik dari dalam maupun luar negeri, terutama dengan modal yang berasal dari investor luar negeri yang kemudian dikonversi menjadi arus masuk mata uang asing ke dalam negeri, yang tentunya menunjukkan kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia dan juga pasar saham,” kata Paul Janelle.

Ia mengatakan bahwa setelah pelaksanaan “right issue” ini, maka saham HM Sampoerna dapat menjadi bagian dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga semakin memperkuat pasar modal Indonesia.

Paul Janelle juga mengatakan bahwa transaksi dari pelaksanaan “right issue” ini juga akan menjadi salah satu penawaran saham terbesar dalam beberapa tahun terakhir, tidak hanya di Indonesia melainkan juga di seluruh Asia Tenggara.

“Hal ini sekaligus menggarisbawahi kepercayaan perseroan terhadap Indonesia dan prospek jangka panjang negara ini. Sebagai pembayar pajak terbesar di Indonesia dan salah satu perusahaan terkemuka yang telah beroperasi lebih dari 100 tahun, kami berkomitmen untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka