Jakarta, Aktual.com – Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar mengadakan Jambore Al Azhar ke-7 Se-Indonesia di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta. Kegiatan bertemakan ‘Mandiri, Kreatif dan Berkarakter’ itu digelar selama tiga hari, 16 hingga 18 Februari 2017.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kak Adhyaksa Dault dalam pembukaannya mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Jambore Al Azhar se Indonesia VII. Ia senang bisa bertemu dan berkumpul bersama anggota Pramuka dan Guru Al Azhar.

“Perkemahan itu kegiatan luar ruangan yang paling menyenangkan, melatih kemandirian, kreatifitas dan memperkuat karakter anak-anak kita. Terima kasih kepada para Guru, Pembina Pramuka, orangtua siswa dan semua pihak yang mendukung kegiatan ini,” katanya.

“Kita akan segera wafat, di tangan anak-anak inilah kita titipkan perjuangan menuju kejayaan Indonesia,” sambung Kak Adhyaksa.

Kabid Jamiyah dan P3 Al Azhar, Kak Gunanto selaku ketua panitia menuturkan, Jambore VII Al Azhar sama halnya dengan Jambore pada umumnya. Hanya saja yang sedikit membedakan ada karakter khusus bernuansa keagamaan.

Misalnya, bagaimana menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan sesuai ajaran agama, kemudian melakukan kegiatan sosial mengunjungi panti sosial untuk memberikan bantuan sembako dan pakaian layak.

“Kita ingin membentuk kemandiran siswa melalui metode kepramukaan bernuansa keagamaan, ada tiga hal yang ingin dicapai yaitu mengenalkan siswa cinta pada Allah, cinta pada alam dan cinta pada masyarakat,” jelasnya.

Disampaikan Kak Gunanto, metode kepramukaan yang diikuti siswa selama Jambore Al Azhar diantaranya membuat tenda, pionering, pentas seni, wide game, beragam lomba, kunjungan ke Saka Bahari dan kunjungan ke Saka Dirgantara Halim Perdana Kusuma.

Dia juga menjelaskan kegiatan ini diikuti sebanyak 27 sekolah Al Azhar dengan rincian 29 regu putra, 33 regu putri dan 60 panitia sehingga total peserta menjadi 496 orang ditambah panitia.

“Kegiatan Pramuka masuk dalam kegiatan intra sekolah sehingga kegiatan Pramuka ada pada kurikulum mata pelajaran. Siswa sudah kita berikan teori tinggal bagaimana teori itu kita aplikasikan dalam kegiatan ini,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: