Jakarta, Aktual.com — Di dalam Islam setiap kegiatan atau aktivitas mempunyai adab-adab tersendiri. Seperti adab ketika bekerja dan adab berbicara. Semua telah diatur dengan sedemikian rupa agar bisa dilaksanakan oleh umat Muslim tanpa merasa terbebani.

Seorang Muslim sepatutnya menjadi orang yang giat bekerja dan berusaha dengan motivasi dan semangat tinggi. Bukan pemalas atau hanya sebatas bicara atau rajin beribadah tetapi malas beekrja. Dengan menganggur dan malas bekerja, tidaklah sesuai dengan kepribadiannya sebagai seorang Muslim sejati.

Dan oleh karena itu, memiliki semangat kerja yang tinggi, yang dilandasi pula oleh iman dan tawakkal kepada Allah SWT, maka kegagalan apa pun dalam usaha, tidak akan membuatnya berputus asa.

“Manusia memang mempunyai sifat dan karakter yang berbeda, akan tetapi jangan sampai hal tersebut dijadikan sebuah alasan atau pun alat dalam menjalani hidup di dunia. Jika kita sedang dalam keadaan bekerja maka bekerjalah dengan baik dan apabila kita sedang dalam berbicara bicaralah dengan sopan, jangan sampai dua hal tersebut dijadikan satu,” terang Ustad Muhamad Ikrom, kepada Aktual.com, Jumat (12/02), di Jakarta.

“2 hal tersebut berbeda dan bila ada sahabat, tetangga, atau rekan kerja kerja kita yang mempunyai sifat seperti itu, layak nya seorang Muslim kita harus mengingatkannya akan sifatnya tersebut. Karena hal tersebut tidak baik, dan merupakan salah satu ciri orang pemalas,” tutur ia menambahkan.

Ustad Ikrom memberikan contoh berupa kisah Nabi Adam A.S dan Siti Hawa, yang merupakan penduduk awal Bumi. Dalam Al Quran, kisah Nabi Adam dan Siti Hawa dikemas sedemikian rupa, digambarkan dengan begitu indah dan berhikmah, agar Muslim bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut.

Dalam skenario besar hidup Nabi Adam, beliau mempunyai anak yang terabadikan namanya dalam sejarah. Yang satu dikenang sebagai pahlawan, yang satunya disebut pembunuh pertama di muka Bumi. Habil dan Qabil, kakak adik yang di usia remaja mereka, Allah SWT telah merekam jejaknya hingga hari ini kita dapat mengambil hikmah sejarah darinya.

“Allah SWT berfirman yang artinya, “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.”

“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah SWT, Tuhan Seru Sekalian Alam.”

“Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni Neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.”

“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.”

“Kemudian Allah SWT menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil, “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.” (Al Ma’idah : 27-31).

Ustad Ikrom menjelaskan, dari ayat tersebut Muslim bisa mengambil hikmah dan manfaat untuk menjadi pemuda yang mempersembahkan apa yang terbaik untuk Allah SWT. Seperti Habil yang giat dan tekun memilah persembahan teragung untuk Allah SWT.

“Jangan menjadi pemuda malas yang bekerja, sulit berkarya, ketika melihat yang lain sukses dia malah mendengki, seperti Qabil yang tak suka kesolehan Habil, maka ia membunuhnya,” tutur ia menambahkan.

Ia menerangkan, bahwa bekerja giat, optimistis dan serius dalam berjuang, maka Allah SWT mencintai remaja sesuai kriteria yang seperti ini. Remaja yang punya orientasi melaksanakan yang terbaik dan berkontribusi yang terbaik akan dicintai lingkungannya, dihormati orang-orang di sekelilingnya akan diberi penghargaan dari Allah SWT atas jerih payahnya.

“Habil, Beliaulah inspirasi remaja yang tak setengah-setengah berkontribusi. Qabil, lihatlah dia, sudah pendengki, pemalas, enggan pula berkarya. Habil yang seorang peternak, bersemangat mencari hewan ternak terbaik untuk dipersembahkan pada Tuhannya, Qabil malah beralasan banyak, abai dan tak mau bersusah-susah, maka ia yang bekerja sebagai petani, memilih hasil panen yang sudah jelek, busuk, yang aromanya sudah memuakkan seakan tak punya harga. Remaja dengan tipe seperti ini, jangankan cinta Tuhan, cinta wanita pun sepertinya tak bisa diraihnya.”

“Dari kisah tersebut seharusnya kita telah mendapatkan pelajaran yang berarti, jika Allah SWT sangat mencintai seorang yang senang bekerja dengan giat dan ikhlas. Dan sesungguhnya ketika kita bekerja dengan ikhlas bukan hanya dunia yang akan kita dapatkan akan tetapi kita juga mendapatkan pahala dari Allah SWT,” katanya lagi. Bersambung…..

Artikel ini ditulis oleh: