Jakarta, Aktual.com – Firman seorang pemuda tampan yang pandai membaca Alqur’an bahkan dia telah hafal. Setiap hari waktunya senantiasa dihabiskan untuk membaca alqur an, dan Pak jaya seorang saudagar kaya raya yang dermawan.

Beliau tidak segan mengeluarkan hartanya untuk kepentingan agama. Baginya harta adalah titipan dari Allah Swt. yang harus dibelanjakan dijalanNya, agar tidak menjadi beban kelak di akhirat.

Firman dan Pak Jaya sangat terkenal, baik dari pelosok desa sampai kota. Orang-orang saat antusias jika menceritakan mereka. Dan hal tersebut membuat banyak orang yang iri terhadap mereka, mereka berfikir “andai aku sepintar firman atau sekaya pak Jaya aku juga tak akan segan berbuat seperti dia”.

Sepenggal cerita diatas adalah perwujudan dari bentuk rasa iri. Rasa iri atas nikmat yang diberikan Allah Swt kepada hambanya adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Karena rasa iri tersebut membuat diri kita tidak rida atas nikmat- nikmat Allah Swt yang diberikan pada hamba-hambaNya.

Akan tetapi tidak semua rasa iri tersebut dilarang oleh agama, dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan dari Shahabat Ibnu umar RA.

لاحسد الا فى اثنتين رجل اتاه الله القران فهويقوم به اناء اليل واناء النهار ورجل اتاه الله مالا فهو ينفقه اناء اليل واناء النهار

( رواه البخارى)

Artinya “ Tidak diperbolehkan iri kecuali pada dua perkara, yaitu pada seseorang yang di anugerahi Alquran oleh Allah Swt dan dia membacanya siang dan malam, dan seseorang yang dianugerahi harta oleh Allah Swt, dan dia meninfaqkanya siang dan malam (HR. Bukhori Muslim )”

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid