Ketum PPP (Muktamar Surabaya) Romahurmuziy (kanan) didampingi Sekjen Aunur Rofiq menyampaikan paparan pada Refleksi Akhir Tahun PPP di Jakarta, Selasa (29/12). Refleksi Akhir Tahun PPP itu menyoroti perjalanan PPP dalam lingkup organisasi dan sebagai partai pendukung pemerintah selama 2015. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz/15

Jakarta, Aktual.com — Ketua Umum DPP Partai PPP Muktamar Surabaya Romahurmuziy (Romi) mengatakan bahwa masuknya PAN dalam kabinet kerja Jokowi-JK diibaratkan sebagai penumpang belakang dalam angkutan umum angkot.

Hal itu menyusul wacana reshuffle jilid II untuk mengakomodir masuknya partai berlambang matahari putih tersebut sebagai partai pendukung pemerintah.

“Saya tidak terlalu memahami logika berfikir (soal penumpang gelap) karena dukungan itu sebuah kebutuhan pemerintah, sebagai partai pendukung pemerintahan. Tetapi yang pasti partai yang baru masuk adalah ‘penumpang belakang’,” kata Romi beberapa waktu lalu, dimuat Rabu (30/12).

“Karena penumpang belakangan tentu sudah banyak kursi yang sudah ditempati di dalam angkot yang terisi, sehingga hanya mengurusi kursi yang masih ada saja,” tambah dia.

Oleh karena itu, menjadi wajar bila masuknya PAN meminta kursi yang masih sisa. Namun demikian, keputusan tetap berada di tangan presiden yang memiliki hak prerogatif.

“Saya selalu katakan terkait kursi ini PAN boleh meminta tetapi tetap presiden yang menentukan, sehingga tidak perlu mendikte melainkan hanya menyarankan,” pungkas anggota komisi III DPR RI itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang