Jakarta, Aktual.com —Beberapa jejak Rasulullah saw pada bulan Ramadhan, yang pada dasarnya Rasululah saw mengajarkan umatnya agar bersungguh-sungguh meraih kebaikan-kebaikan yang ada padanya, dengan berbuat keta’atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, seperti menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa.

Di samping itu beliau juga mengajarkan umatnya agar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Bahkan beliau memperingatkan dengan sabdanya: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan keji atau kotor (seperti berdusta, membicarakan orang lain atau mengadu domba), maka tidak ada artinya puasanya itu, kecuali ia hanya merasakan lapar dan dahaga saja.”

Untuk membuktikan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW sebagai umat muslim untuk merebut ganjaran sebaik-baiknya, dan sebanyak-banyaknya kesempatan dalam berbuat kebajikan apapun bentuknya.

Kecintaan kita terhadap junjungan nabi Muhammad SAW yakni dengan mengikuti dan menelusuri jejaknya. Seperti berikut ini:

1. Junjungan besar rasulullah saw selalu bergegas memenuhi panggilan kebaikan seperti solat berjama’ah, solat sunnah, mengeluarkan sedekah, membaca al-Qur’an dan sebagainya.

Rasululah saw bersabda: “Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan,dibelenggulah syaitan dan jin, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dibukalah pintu-pintu syurga, kemudian diserukan: wahai orang yang mendambakan kebaikan, datanglah!! dan wahai orang yang tak suka kebaikan, bermalaslah!! (artinya, engganlah memperbanyak amalmu). Dan sesungguhnya dalam bulan Ramadhan ini setiap malamnya Allah swt. membebaskan orang-orang yang dikehendakiNYA dari api neraka. (Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi).

2. Rasulullah saw melipatgandakan amal perbuatan yang baik, baik yang fardhu maupun yang sunnah. Diriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di penghujung bulan Sya’ban Rasulullah saw. bersabda: “Wahai sekalian manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan; diwajibkan padanya puasa; dan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamnya. Maka barang siapa yang mengerjakan satu kebajikan pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu perintah kewajiban di bulan lain, dan siapa yang mengerjakan ibadah yang wajib,seakan-akan ia mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan yang lain.”

Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.

3. Rasulullah saw sangat pemurah dan sangat gemar bersedekah serta memberi makan orang yang berpuasa. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary ra., bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan. Diceritakan bahwa kebaikan beliau bagaikan hembusan angin yang lembut, membawa banyak rahmat, menabur kegembiraan di hati orang mukmin. Diriwayatkan pula bahwa beliau sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak permintaan apapun yang diajukan ke beliau.

4. Banyak berdo’a, terutama ketika hendak berbuka puasa. Rasulullah saw bersabda: “Saat-saat berbuka adalah saat yang paling tepat dan mujarab bagi orang yang berpuasa untuk berdoa.” Dan doa yang selalu diucapkan ketika berdoa adalah “Ya Allah, hanya keranamu aku berpuasa, dan dengan rezekimu aku berbuka, telah hilang haus dan dahaga, maka tetap hauslah pahala bagiku, ya Allah!!”.

5. Rasulullah saw selalu tadarus (membaca al-Qur’an). Setiap malam bulan Ramadhan Malaikat Jibril as. selalu datang menemui Rasulullah saw., dan bersama-sama membaca al-Qur’an, silih berganti. Hikmah tadarus Rasulullah di antaranya adalah untuk mengajarkan umatnya agar rajin membaca al-Qur’an atau tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, di setiap waktu, apalagi di malam hari, dan ketika mengerjakan solat malam (tahajjud).

6. Rasulullah saw meningkatkan kesungguhan ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hal mana dilaksanakan untuk meraih terutama lailatul qadar. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan harapan, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah ia lakukan.” Seperti kita ketahui, bahawa ibadah pada malam ini sama nilainya dengan kita beribadah seribu bulan lamanya. Dan doa yang paling afdhal (paling utama) diucapkan pada malam itu adalah: “Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun dan Pemurah serta sangat suka memaafkan. Maka ampunilah kesalahan-kesalahan kami, ya Allah. (Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbu al-’afwa fa’fu ‘annaa yaa kariim).

Diriwayatkan: barang siapa yang salat Maghrib dan Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia telah mendapatkan sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu. Riwayat yang lain mengatakan, “Siapa yang salat Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, seakan-akan ia telah menghidupkan separuh malam tersebut, dan bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka ia telah menyempurnakan seluruh malam Lailatur Qadar tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid