Surabaya, Aktual.co — Memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November,  ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Surabaya ramai-ramai mengunjungi museum 10 November Tugu Pahlawan Surabaya untuk belajar kilas balik tentang sejarah perebutan kemerdekaan yang dilakukan oleh warga pribumi di Surabaya.
Di museum ini, selain bisa mendengarkan suara asli Bung Tomo para pelajar juga bisa melihat video dan diorama sejarah pertempuran di Surabaya.
Tidak hanya hari-hari jam sekolah saja. Tetapi hari libur kali ini pun museum masih banyak peminatnya. Apalagi, saat ini tepat sehari sebelum hari pahlawan. Koleksi di museum Tugu Pahlawan ini sendiri cukup lengkap. Mulai dari koleksi patung presiden pertama Soekarno, pahlawan Jendral Soedirman serta mobil kuno Opel produksi jerman tahun 1956 yang di pakai oleh bung tomo. Rata-rata museum ini berisi peningalan sejarah pertempuran di Surabaya. Di bagian bawah tanah museum ini, para pelajar bisa menemukan banyak lagi koleksi peninggalan para pejuang di Surabaya saat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Seperti koleksi naskah pidato Bung Tomo, senjata bambu runcing serta senjata perang rampasan dari tentara Jepang dan Belanda. “Yang paling disukai di sini oleh siswa-siswi itu rata-rata diorama Bung Tomo. Sebab, mereka bisa mendengarkan langsung suara lansgung Bung Tomo sekaligus suasana historis teriakan-teriakan pejuang yang bertempur. Jadi ketika masuk ruangan, kita sudah disuguhkan gambar, bentuk-bentuk perang dan suasananya yang sedikit gelap. Seolah-olah kita larut dalam perang,” terang pemandu museum 10 November, Wisnu, di Surabaya, Minggu (9/11). Hal senada juga dikatakan salah satu Siswa SMA Swasta di Surabaya yang tengahberkunjung. Ia mengatakan, setelah datang ke museum di tempat bawah tanah memang terasa ada aura yang berbeda. Bahkan, setelah masuk ke dalam, merasa sangat betrerima kasih jasa-jasa para pahlawan.
“Kita jadi tahu bagaimana perjuangannnya. Tadi pas kita masuk, suara-suara desing bom dan peluru bikin saya merinding. Makanya, kalau masuk sendiri jelas nggak berani,” ujarnya. Seperti diketahui, di area Tugu Pahlawan pernah terjadi perang  dahsyat antara pribumi dengan sekutu untuk mempertahankan kemerdekaan hingga ribuan penduduk gugur. Perang terjadi ketika para pribumi menolak untuk melakukan gencatan senjata pasca tewasnya jenderal besar sekutu, Brigjen Mallaby di Jembatan Merah yang lokasinya tidak jauh dari monumen Tugu Pahlawan.