Jakarta, Aktual.com — Warga Jepang pengguna Twitter pada Rabu (22/7) melancarkan cemoohan sesudah Perdana Menteri Shinzo Abe menggunakan model kertas dan potongan gambar pemadam kebakaran di televisi dalam upaya menjelaskan Rancangan Undang-Undang (RUU) Keamanan, yang dinilai bermasalah.

Abe tampak prihatin mengenai penurunan dukungan dan kecurigaan warga terkait rancangan undang-undang tentang pemberlakuan “pertahanan bersama”, sehingga Abe menggunakan alat peraga kertas pada dua acara televisi berbeda untuk membujuk masyarakat menyetujui rancangan tersebut.

“Di bawah Undang-Undang sekarang, Jepang tidak dapat membantu Amerika Serikat memadamkan api di rumah warga Amerika,” kata Abe kepada pemirsa Fuji TV pada Senin lalu. Dia memperagakan sambil menunjuk rumah kertas besar dengan bendera AS.

Di atas rumah kertas itu tergantung sesuatu menyerupai api, namun pemirsa Jepang mengatakan benda itu tidak tampak seperti api, tetapi lebih tampak seperti daging mentah.

Abe kemudian menempatkan sebuah truk pemadam kebakaran Amerika di depan rumah kertas, bersama dengan sosok karton kecil petugas pemadam kebakaran.

Di sebuah rumah yang lebih sederhana di dekatnya, yang dihiasi dengan bendera Jepang, petugas pemadam kebakaran Jepang berdiri dan menyaksikan kebakaran tersebut, tidak berdaya untuk bertindak, kata Perdana Menteri Jepang itu.

“Di bawah RUU yang pekan lalu diproses di majelis umum parlemen, yang memungkinkan pasukan Jepang untuk berjuang bersama sekutu ketika diserang, “para pemadam kebakaran” ini tidak akan lagi menjadi impoten,” kata Abe kepada para pemirsa televisi.

Demonstrasi yang disampaikan PM Abe di televisi Jepang itu pun menuai ejekan di Internet.

“Kebakaran dan perang sama sekali berbeda. Betapa arogannya dia (Abe) menipu masyarakat dengan trik yang hanya bisa dipakai untuk menipu anak-anak,” kata seorang pengguna Twitter di Jepang dengan nama @cassiuscanelo.

“Hal ini menakutkan karena ia (Abe) yakin ia bisa memberikan penjelasan dengan menggunakan contoh kebakaran. Perdana menteri kami bertingkah seperti seorang remaja,” kata pengguna Twitter lain dengan nama @lautrea.

Jejak pendapat di Jepang dalam beberapa pekan terakhir telah menunjukkan bahwa dukungan publik untuk perdana menteri yang sempat populer itu mulai menurun.

RUU tentang Keamanan, yang dinilai oleh Abe dan para pendukungnya sebagai hal penting bagi Jepang untuk berurusan dengan dunia di sekitarnya, sangat tidak populer di masyarakat Jepang pada umumnya.

Hal utama di antara perubahan-perubahan yang dibuat dalam undang-undang keamanan itu akan memungkinkan pilihan bagi militer Jepang untuk bergabung dalam pertempuran untuk melindungi sekutu – yang disebut sebagai “pertahanan kolektif” – bahkan jika tidak ada ancaman langsung bagi Jepang atau rakyatnya.

Pengunjuk rasa, yang sebagian besar mencakup perempuan dan orang tua, mengatakan bahwa undang-undang keamanan itu berarti akan membuat Jepang terseret ke dalam perang Amerika, di bagian dunia yang sangat jauh dari Jepang.

Artikel ini ditulis oleh: