Jakarta, Aktual.com – Budayawan Betawi, JJ Rizal mengatakan, bahwasanya Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) telah mengkhianati janjinya kepada rakyat Jakarta.

Pasalnya, saat Ahok dilantik menjadi Wakil Gubernur bersama Joko Widodo yang menjadi Gubernur DKI Jakarta telah berjanji untuk membangun Jakarta yang manusiawi.

“Karena yang lebih manusiawi, Jakarta jadi milik bersama bukan hanya milik yang kaya. Tapi selama ini kan dia berpihak pada yang kaya, yang miskin nggak,” ucapnya kepada Aktual.com saat dihubungi, Jakarta, Selasa (2/1).

Rizal menambahkan, bahwasanya pembangunan Kota Jakarta telah diakuisisi oleh para pemilik modal. Sehingga tak ayal, dalam pembangunannya, Ahok sering menyingkirkan kaum miskin kota dari Kota Jakarta atau sekedar menjadi pesuruh di kotanya.

“Dia menganggap, kaum miskin kota berhak hidup di Jakarta kalau dia jadi jongos atau babu,” tambah Rizal.

Alhasil, dengan dalih menyediakan rusunawa di beberapa tempat bagi kaum miskin kota yang tergusur pembangunan, Ahok telah mengisolasikan mereka dari pembangunan itu sendiri.

“Awalnya punya rumah punya kampung, sekarang jadi gak punya sekarang jadi orang kontrakan harus bayar sewa,” tuturnya.

Rizal melanjutkan, usai dipindahkan pun, mereka yang tinggal di rusunawa tinggal tanpa sebuah jaminan untuk dapat menetap lama di rusunawa atau tinggal sampai 20 tahun ke depan.

“Mungkin lu bisa dapet TV, dapet kasur. Tapu mana yang lebih indah dari punya rumah sendiri terus punya kampung sendiri,” tuturnya.

Lanjut Rizal, jika seseorang ingin dipandang berhak hidup di Jakarta, Rizal berpesan, dia harus menjadi orang yang super kaya. Karena jika tidak begitu, tetap akan tergusur oleh pembangunan.

“Jangankan yang di Kampung Pulo, yang di Pluit aja kena gara-gara reklamasi Pulau G. Itu warga Pluit apa kurang kayanya, sih?” Imbuhnya.

Lebih lanjut, Rizal menyimpulkan, pembangunan yang Ahok lakukan dengan menggusur warga di beberapa tempat dengan tanpa dialog dengan masyarakat yang digusur, Ahok telah menghilangkan sisi kemanusiaan dalam pembangunan.

“Nggak ada kemanusiaan itu dalam pembangunannya,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: