Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan persoalan radikalisme dan terorisme memerlukan persatuan dan kesatuan seluruh bangsa untuk mengatasinya.

Hal itu disampaikan JK saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi Internasional Islam Moderat di Jakarta Convention Center Senayan, Senin (9/5).

“Apabila semua masalah dapat diselesaikan dengan konferensi, saya pikir akan mudah saja. Namun masalah-masalah di dunia Islam tidak semudah menyelesaikannya di konferensi, tetapi butuh persatuan dan kekuatan kita semuanya,” kata dia.

Keberadaan umat Islam di dunia yang mencapai 1,6 miliar orang dan tersebar di 57 negara, seharusnya dapat menjadi kekuatan untuk menyebarkan kebaikan Islam.

Terlebih lagi, kebanyakan negara Islam pasti diberi rahmat kekayaan alam, khususnya di bidang minyak dan gas bumi. Dengan demikian, potensi tersebut harus dapat digunakan sebaik-baiknya dan bukannya menimbulkan perpecahan di antara umat Islam.

“Tentu kita semua menginginkan negara Islam yang moderat, yang memberikan tujuan bagi kita semua karena Islam sebagai agama yang memberikan rahmat, kebaikan dan mempersatukan seluruh umatnya. Itulah tujuan dan cita-cita kita semuanya,” jelasnya.

Wapres menghadiri pembukaan KTT Internasional Islam Moderat atau Isomil (International Summit of the Moderate Islamic) bersama dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Ketua Isomil KH Ma’ruf Amin mengatakan Konferensi tersebut berperan penting dalam menjaga kegiatan dakwah moderat di dunia di tengah berkembangnya kelompok-kelompok ekstrimis.

Isomil diselenggarakan untuk pertama kalinya di Jakarta, sebagai upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik dalam penyelesaian masalah radikalisme dan terorisme.

KTT Internasional yang dihadiri oleh para tokoh ulama NU, perwakilan 33 negara asing, serta sejumlah duta besar dari negara-negara Islam itu bertujuan untuk menciptakan perdamaian di negara kawasan Timur Tengah.

Isomil merupakan tindak lanjut dari KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta dan Turki beberap waktu lalu.

“Kalau KTT OKI adalah pertemuan antarkepala negara, maka ISOMIL ini adalah pertemuan para ulamanya,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj.

Said mengaku PBNU mendapatkan amanat dari Presiden Joko Widodo untuk menyelenggarakan acara tersebut sebagai ikhtiar dalam menghalau paham radikalisme di Indonesia dan negara-negara sahabat.

Isomil yang diselenggarakan selama dua hari hingga Selasa (10/5), awalnya akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo. Namun, Jokowi berhalangan hadir dan diwakili kepada Wapres Jusuf Kalla.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara