Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan saat Sidang Tahunan MPR Tahun 2017 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8). Sidang tersebut beragendakan penyampaian pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam rangka HUT Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global, perekonomian nasional mampu tumbuh rata-rata 5,0 persen pertahun pada periode 2014-2016 dan naik 5,01 persen pada semester I Tahun 2017.

“Pembangunan ekonomi nasional telah menunjukkan capaian yang cukup menjanjikan. Di tengah perlambatan pertumbuhan perekonomian global, pelemahan harga komoditas global, dan kondisi geopolitik yang belum sepenuhnya kondusif, ekonomi Indonesia mampu tumbuh rata-rata 5,0 persen per tahun pada periode 2014-2016, dan naik menjadi 5,01 persen di semester I tahun 2017,” kata Presiden dalam pidato ‘Nota Keuangan’ pada pembukaan sidang I DPR RI, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).

“Tentunya, dengan didorong oleh perbaikan kinerja ekspor dan peningkatan investasi,” katanya menambahkan.

Bahkan, sambung dia, berdasarkan laporan pada Mei 2017 dari lembaga pemeringkat utang ‘Standard & Poor’s’ yang menaikkan peringkat surat utang negara Indonesia menjadi peringkat layak investasi.

“Dan Bank Dunia merilis Indonesia sebagai salah satu negara teratas dalam Top Improvers bagi perbaikan kemudahan berusaha dan menaikkan peringkat Indonesia dari posisi 106 ke posisi 91 dalam laporan Ease of Doing Business tahun 2017,” ujarnya.

“Sebelumnya, Fitch dan Moody’s juga menaikkan outlook untuk peringkat layak investasi surat utang negara Indonesia, dari stabil menjadi positif, seiring dengan stabilitas makro ekonomi dan perbaikan daya tahan perekonomian nasional,” papar Jokowi.

Masih dikatakan Jokowi, dengan dukungan perbaikan infrastruktur dan logistik pasokan barang kebutuhan masyarakat, serta kerjasama yang solid antara Pemerintah dengan Bank Indonesia membuat tingkat inflasi dapat dikendalikan di 3,35 persen pada tahun 2015 dan 3,02 persen pada tahun 2016.

“Sehingga daya beli masyarakat dapat dipertahankan. Pengendalian inflasi masih terus dilanjutkan pada tahun 2017, sehingga realisasi inflasi mulai Januari sampai dengan Juli termasuk saat menjelang lebaran dapat dijaga pada tingkat 2,6 persen,” pungkasnya.

 

Laporan Novrijal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh: