Petani menepikan perahunya di antara ikan-ikan yang mati di Danau Maninjau, Nagari Bayur, Kab.Agam, Sumatera Barat, Sabtu (20/2). Menurut petani ikan, akibat angin kencang sejak Kamis (19/2), membuat ikan nila yang dibudidayakan di keramba jaring apu tersebut mengalami kematian massal. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/pd/16

Timika, Aktual.com – Jutaan ikan di sungai kawasan pengendapan tailing (limbah batuan atau tanah halus sisa-sisa dari pengerusan dan pemisahan (estraksi) mineral) PT Freeport Indonesia di Tanggul Barat, Timika, Papua, mati mendadak. Belum diketahui penyebab kematian massal ikan tersebut.

Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang, mengatakan dugaan sementara kematian massal ikan tersebut karena bermigrasi dari laut dalam ke perairan dangkal.

“Kami masih menunggu hasil uji laboratoriumnya seperti apa. Sampel ikan dan air sungai dari lokasi itu sudah diambil untuk diteliti,” kata Bassang di Timika, Senin (18/4).

Untuk mengetahui penyebab kematian ikan-ikan tersebut, beberapa ikan yang mati itu diambil sebagai sampel untuk dilakukan penelitian di laboratorium.

Bassang meminta Freeport jangan menutup-nutupi soal berbagai kandungan kimiawi pasir sisa tambang yang bisa membahayakan kesehatan masyarakat setempat.

“Kalau memang ikan-ikan ini mati akibat limbah Freeport, perusahaan harus terbuka kepada masyarakat, jangan tutup-tutupi,” tegas Bassang.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara