Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum GMNI Twedy Noviady menyebut adanya upaya desoekarnoisasi dalam penyusunan kabinet pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla. Pasalnya, nama-nama yang tidak memahami ajaran Trisakti masuk dalam daftar calon menteri.
Menurutnya, gejala ini bisa dilihat dari tiga hal. Pertama bahwa tema besar kampanye Jokowi-JK pada pemilihan presiden 2014 merujuk pada agenda Trisakti. Tema yang kemudian dijabarkan dalam visi misi melalui Nawacita. DImana tema ini berangkat dari Bung Karno, Presiden pertama RI.
Untuk mewujudkan tersebut, maka Presiden Jokowi mau tidak mau orang-orang yang dimasukkan dalam kabinet adalah orang yang ajaran Trisakti. Ajaran dimaksud adalah kedaulatan politik, kemandirian ekonomi dan berkepribadian secara budaya.
“Kita bisa bicara soal integritas, semangat anti korupsi, dan lainnya. Kalau dia bebas korupsi, dia berintegritas, tetapi tidak paham Trisakti percuma, bisa dipastikan pemerintahan Jokowi tidak akan bisa mewujudkan agenda trisakti Bung Karno,” tegas Twedy, Sabtu (25/10).
Kedua, lanjut dia, semestinya sejak awal Jokowi tidak menggunakan embel-embel Soekarno jika kenyataannya tidak sejalan. Dipilihnya orang-orang yang tidak paham ajaran Trisakti buktinya. Sebab dengan dimasukkannya orang yang tidak paham Trisakti maka pelaksanaannya dipastikan menyimpang.
“Itu sama saja dengan melakukan desoekarnoisasi, itu yang kami ingatkan,” katanya.
Ketiga, dukungan terbesar terhadap pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai pemenang pemilihan presiden berasal dari kalangan nasionalis. Semangat nasionalisme itulah yang menyumbang terbesar kemenangannya. Dukungan yang diberikan ini sudah semestinya menghadirkan kekecewaan dengan masuknya orang-orang yang tidak paham agenda Trisakti.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby