Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman menganjurkan agar sebaiknya Presiden Jokowi menutup program revolusi mental yang selama ini menjadi program andalan.

Pasalnya, sebagai sesama kader PDIP dan kepala pemerintahan, Jokowi telah gagal melaksanakan program tersebut dengan adanya kader PDIP yang tertangkap operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK yang merupakan kali kedua.

“Setelah adanya kader PDIP yang merupakan partai pengusung Jokowi terkena OTT KPK, apakah masih layak program tersebut dilanjutkan, yang menjadi pertanyaan publik saat ini adalah siapa sebenarnya yang harus di revolusi mental tersebut ?” tegas Jajat, Kamis (14/1).

Menurut Jajat, meskipun kasus korupsi secara hukum yang bertanggungjawab hanya pelakunya, akan tetapi ada pertanggungjawaban moral yang harus diterima oleh partainya. Karena tindakan seorang kader merupakan cerminan sebuah partai dimana kader itu bernaung.

“Dengan adanya kejadian ini sebaiknya sebagai partai penguasa PDIP mulai menerapkan apa yang dinamakan revolusi mental hanya untuk di internalnya,” katanya.

“Bagaimana bisa mendidik rakyat program dengan revolusi mental jika kader dalam partainya sendiri terbukti bermental koruptor,” demikian Jajat.

Artikel ini ditulis oleh: