Pengendara menerobos genangan air di Jalan Raden Saleh, Karang Tengah, Tangerang, Senin (8/2/2016). Genangan air terjadi setiap hujan turun akibat saluran air tidak berfungsi dengan baik. Pengguna jalan yang melintas harus ekstra hati-hati, selain genangan air jalan tersebut juga berlubang dan rusak. Warga setempat berharap jalan Raden Saleh yang merupakan akses jalur ke Jakarta ini segera diperbaiki.

Jakarta, Aktual.com — Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendrawan, diminta mundur dari jabatannya bila janji soal pengentasan banjir tak terealisasi.

“Kalau nanti ada banjir melebihi 53 titik, saya minta kadis Tata Air mundur. Dia bohong berarti,” ujar Ketua Komisi D DPRD DKI, Mohamad Sanusi, saat dihubungi, Senin (8/2).

Politikus Gerindra ini berkeyakinan, Jakarta tetap akan mengalami banjir dan genangan di sejumlah titik pada musim penghujan. Pasalnya, kondisi geografis ibu kota berada di bawah permukaan air laut.

Namun, hingga kini dampak tersebut belum terasa maksimal lantaran curah hujan belum deras dan intensitasnya tidak menentu.

“Kalau ada genangan, tidak boleh lebih dari dua jam. Kita buktikan pada puncak musim hujan nanti,” tantang Uci, sapaannya.

Teguh sebelumnya mengklaim, persiapan Dinas Tata Air dalam menghadapi musim penghujan tahun ini telah maksimal. Sehingga, banjir dan genangan yang terjadi bakal segera surut.

Kendati sekira 20-an dari 459 pompa di 150 rumah pompa di Jakarta rusak, bagi Teguh, hal tersebut bukan masalah serius. Sebab, telah menempatkan 68 pompa mobile di sejumlah titik rawan genangan dan banjir, seperti Daan Mogot, Jakarta Barat.

Dinas Tata Air, sambung bekas camat Pulogadung itu, kini juga tengah mempercepat pengerukan kali, waduk, dan situ. Diantaranya, Kali Sentiong, Waduk Brigif, Waduk Ria Rio, dan Waduk Pluit.

Selain itu, dalam waktu dekat bakal menerima bantuan dari World Bank untuk normalisasi Kali Kamal dan Cakung Drain. “Kita lanjutkan pemasangan sheet piles,” tandas Teguh.

Artikel ini ditulis oleh: