Jakarta, Aktual.co — Fuad Muhammad Syafruddin atau disapa akrab Udin, wartawan Harian Bernas asal Bantul, Yogyakarta telah meninggal dunia sejak 1996 silam. Namun, nama Udin, wartawan yang meninggal dunia karena dianiaya oleh seseorang tak dikenal, sampai saat ini masih terus ada dalam ingatan masyarakat.
Bahkan, warisan benda-benda peninggalannya, seperti kamera jadul dan tas warna hitam masih mendapat perhatian masyarakat luas. Buktinya warisan benda pers milik wartawan yang meninggal pada usia 32 tahun itu dipajang dalam gelaran event Museum Art di Museum Ronggowarsito, Semarang, sejak tanggal 28-31 Oktober 2014.
Foto Udin berpakaian batik warna merah, kamera merek Ricoh dan tas pinggang warna hitam yang dipajang banyak dikunjungi pengunjung. Selain itu, cerita singkat kematian Udin yang mengkritisi pemerintahan Orde Baru juga ramai dilihat. 
Staf Monumen Pers Nasional, Tri Rustriana, kepada Aktual.co, Jum’at (31/10) mengatakan, benda-benda warisan yang diberikan pihak keluarganya sengaja dipamerkan.
“Kamera analog merek Ricoh ini buatan tahun 1990-an. Kita bawa benda-benda dia bekerja jadi wartawan, karena dia salah satu pejuang pers di Indonesia,” terang dia.
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi dan Freservasi Monumen Pers Nasional, Sudaryanto, mengungkapkan, kamera Udin merupakan salah satu benda pers bersejarah yang disandingkan bersama dua produk repro artikel media cetak, mesin ketik milik tokoh pers nasional Bakrie Soeriaatmadja dan benda-benda pers lainnya. Adapun mesin ketik milik Bakrie tersebut dibuat kisaran tahun 1920-1927 silam.
“Jadi kedua benda pers itu kami harapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung pameran,” kata Sudaryanto.
Lanjut dia, secara umum Monumen Pers memiliki total 27 koleksi yang terdiri dari radio kambing, mikro film, telepon kuno kereta api hingga peralatan terjun payung yang dipakai wartawan di zaman kemerdekaan. Rata-rata koleksinya telah keluaran tahun 1945 silam. Sebagian koleksinya, dipajang dalam bentuk digitalisasi.
Dengan pameran Monumen Pers ini, dia berharap agar lebih dikenal masyarakat luas, dan dapat mendongkrak jumlah pengunjungnya.
Tercatat, pengunjung tahun lalu bisa mencapai 7000 orang. Sedangkan target pengunjung ini melebihi target dari tahun sebelumnya.