Garut, Aktual.com – Warga Kabupaten Garut tentu tak menyangka bahwa banjir bandang secara tiba-tiba memporak-porandakan pemukiman, dan bangunan lainnya dalam sekejap. Betapa tidak, kejadian tersebut sangat tidak terduga bagi warga Kabupaten Garut.

Pasalnya belum ada dalam sejarah banjir maupun banjir bandang menyapu bersih pemukiman warga. Terlebih selama ini Sungai Cimanuk belum pernah meluap karena aliran sungai sangat lebar dan cukup dalam.

Banjir bandang itu pun menyapu sebagian wilayah di pinggiran Sungai Cimanuk, Kabupaten Garut. Selain memakan korban jiwa beberapa di antara warga dinyatakan hilang terbawa arus air yang menyapu pada beberapa waktu lalu.

Menyoroti hal tersebut, Ketua DPD I Golkar Jabar Dedi Mulyadi menginstruksikan agar Fraksi Golkar DPRD Garut melakukan investigasi terkait banjir tersebut.

Dedi pun meminta agar Ketua DPRD Kabupaten Garut Ade Ginanjar menggandeng pakar independen dari beberapa universitas terkemuka untuk melakukan penelitian.

“Pak Ade, 15 menit dari sekarang bikin surat dan harus selesai minta peneliti dari universitas seperti ITB yang independen untuk meneliti apa penyebabnya,” ujar Dedi saat berkunjung ke salah satu wilayah terkena dampak banjir di RW 15, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (22/9).

Jajarannya juga diminta oleh Kang Dedi untuk mendata rumah-rumah warga yang rusak atau pun rata dengan tanah untuk diperbaiki secara kolektif oleh seluruh kader Partai Golkar di Jawa Barat.

“Tapi hasil penelitian itu harus selesai dulu. Agar setelah diperbaiki tidak kembali terjadi dan solusinya bisa kita temukan. Agar setelah dibangun tidak banjir lagi.”

Dedi meminta pada Wakil Ketua DPRD Jabar Ade Barkah Surahman mengusulkan kepada Gubernur Jabar agar mengangkat pegawai dan memberi subsidi kepada warga yang hidup di hulu sungai.

Nantinya warga tersebut bertugas menjaga hulu sungai dari pembalakan liar atau pun alih fungsi lahan ilegal. Sementara subsidi diberikan kepada warga yang diangkat menjadi pegawai agar tidak tergiur memanfaatkan hulu sungai yang malah berdampak buruk.

“Nanti bisa diberi hewan ternak sebagai subsidi. Agar dia mendapat penghasilan tambahan dan tidak mencari-cari dengan cara yang malah merusak alam.”

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu