Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina Delfin Lorenzana mengultimatum China untuk segera menghentikan pelanggaran hak maritim negaranya.

Hal tersebut dia serukan menyusul 200 kapal China terdeteksi di Laut China Selatan, yang masuk wilayah Filipina.

“Kami menyerukan kepada China untuk menghentikan serangan ini dan segera menarik kembali kapal-kapal ini yang melanggar hak maritim kami dan melanggar batas wilayah kedaulatan kami,” kata Lorenzana seperti yang dikutip BBC, Senin (22/3).

Foto yang dirilis oleh penjaga pantai Filipina menunjukkan deretan kapal China yang terhenti di Whitsun Reef (disebut Julian Felipe Reef oleh Filipina) di Laut China Selatan pada 7 Maret. Wilayah tersebut merupakan terumbu karang yang terletak di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina.

Lorenzana meminta Beijing untuk memindahkannya, mengatakan bahwa kapal-kapal penangkap ikan itu tampaknya tidak sedang menangkap ikan dan diawaki oleh milisi maritim China.

Lima tahun lalu, pengadilan internasional menolak klaim kedaulatan China atas 90 persen Laut China Selatan.

Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam semuanya telah memperebutkan klaim China atas hampir seluruh Laut selama beberapa dekade, tetapi ketegangan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Beijing terus mengklaim wilayah yang dikenal sebagai sembilan garis putus-putus dan telah mendukung klaimnya dengan pembangunan pulau dan patroli, memperluas kehadiran militernya. Mereka berkeras bahwa tindakan itu dilakukan untuk tujuan damai. (RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i