Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian (tengah) didampingi Dirkrimum Kombes Pol Jaya Krishna Murti (kanan) memberikan keterangan mengenai kasus pengeboman Mall Alam Sutera dengan tersangka berinisial LWK (kedua kiri) di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (29/10). Polda Metro Jaya menahan satu tersangka dengan barang bukti diantaranya bom aktif berbahan baku triacetone triperoxide peroxyacetone (TATP) yang berdaya ledak tinggi, telepon selular, sejumlah kabel, hingga sejumlah alat elektronik. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/kye/15

Jakarta, Aktual.com – Polda Metro Jaya menggelar apel siaga banjir bersama sejumlah instansi terkait, Jumat (27/11) pagi. Seluruh personil dan peralatan SAR digelar dalam apel tersebut.

Apel siaga banjir dipimpin Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Tito Karnavian di lapangan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jumat (27/11/2015) pagi ini. Apel ini dihadiri sekitar 2 ribu personel dari Polda Metro Jaya, Satpol PP DKI, BNPN dan unsur TNI.

Dalam apel ini, Irjen Tito mengecek kesiapan personil dan perlengkapan SAR seperti perahu karet, perahu rakitan, pelampung, tabung oksigen, kendaraan patroli hingga posko darurat.

Irjen Tito mengatakan, di musim hujan ini, permasalahan yang timbul di Jakarta bukan hanya banjir. Banjir berdampak terhadap kemacetan lalu lintas, sehingga perlu dibentuk Satgas Siaga Banjir.

“La Nina kan uap air mulai berkumpul di atas mengakibatkan curah hujan cukup banyak, jadi banjir dan kemacetan lalu lintas. Kota Jakarta kan salah satu kota dengan kemacetan lalu lintas terparah di dunia, ditambah dengan genangan air saat hujan akan terjadi kemacetan,” kata Irjen Tito di Polda Metro Jaya, Jakarta, mengutip laman Humas Polda Metro Jaya, Jumat (27/11).

“Oleh karena itu, saya menugaskan kepada Dirlantas untuk membuat penangan kemacetan lalin akibat hujan. Baik ditingkat Polda atau pun Polres, yang melibatkan stakeholder terkait. Satpol PP, DLLAJ, dan lain-lain, Kodim dan Koramil, bantu,” tambahnya.

Satgas siaga banjir ini sendiri bukan hanya fokus menangani korban banjir, tetapi juga permasalahan lain yang timbul akibat banjir seperti kemacetan lalu lintas. Di Jakarta sendiri, lokasi rawan banjir cukup banyak sehingga perlu upaya penanganan secara berkala.

“Kedua, banjir ini kan terjadi setiap tahun. Kita ingin pemerintah saat ini berjuang untuk menyelesaikan secara konseptual. Tapi kan belum selesai. Sekarang pun Kampung Pulo sudah banjir. Oleh karena itu, karena problem rutin seharusnya dibuat antisipasi baik. Caranya gimana? Dibentuk satgas. Tingkat Provinsi dibentuk satgas,” imbuhnya.

Dengan adanya satgas ini, diharapkan pemerintah dan stakeholder terkait memiliki konsep dalam penanganan banjir berkala ini.

“Tugasnya (satgas) menangani banjir dalam skala besar atau membackup satgas di tingkat kotamadya kabupaten ketika memerlukan backup. Satgas dibentuk unsur mulai dari Kodam, BNPB, masyarakat, Polda. Ini dibuat siapa berbuat apa, bagian-bagiannya. Ada evakuasi, logistik, kemacetan lalin, evakuasi, kesehatan dan seterusnya,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: