Menurut dia, dalam mengantisipasi teroris yang paling utama adalah bagaimana menciptakan sistem untuk deteksi dini dan mencegah dini karena hingga saat ini pihak keamanan tidak tahu dimana lokasi pelaku teror.

“Mungkin jaringan mereka ada di daerah ini, akan tetapi untuk mengetahui secara detail lokasi mereka dan apa yang sedang mereka kerjakan belum terdeteksi. Bisa saja mereka merencanakan pengeboman namun kita belum mendeteksinya,” katanya.

Ia mengatakan ke depan pihak keamanan tidak boleh lagi mencari pelaku teror setelah mereka meledakkan bom dan menjatuhkan korban. Menurut dia, adalah suatu keterlambatan dan sistem ini harus diubah dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

Ia mencontohkan di suatu wilayah ada seorang penduduk yang sudah berbulan-bulan merakit bom tapi tidak diketahui oleh masyarakat sekitar karena ketidakpedulian, dalam hal ini jelas lemahnya deteksi dini yang dimiliki oleh masyarakat.

Pihaknya akan kembali mengasah kemampuan jaringan-jaringan yang ada di wilayah dan mitra-mitra mereka agar terbentuk sistem deteksi dini dalam menangkal tindakan teror.

“Kami memiliki Babinsa, intel dan aparat di seluruh pelosok daerah. Kami akan memberdayakan itu, mereka semua di lapangan memiliki mitra dan bergaul baik dengan masyarakat sehingga ini menjadi sistem deteksi dini,” kata dia.

 

Ant

(Wisnu)