“Jika sudah 40 derajat baru itu menjadi peringatan artinya sudah ada titik panas, tapi ini bukan titik api (hotspot),” kata dia.

Untuk itu, di saat musim kemarau ini, BMKG mengingatkan masyarakat terhadap ancaman karhutla ini. Meski belum memasuki puncak musim kemarau yang diperkirakan pada Agustus mendatang, tapi kondisi alam sudah sangat kering.

Beberapa kabupaten sudah tidak mengalami hujan lebih dari sepekan, yang artinya lahan gambut seluas 1,4 hektare yang tersebar sudah sangat kering kondisinya saat ini.

“Saat ini pemerintah gencar menyosialisasikan ke masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, selain itu memang di Sumsel untuk tindakan mitigasi sudah jauh lebih baik jika dibandingkan sebelumnya,” kata dia.

Sebelumnya, karhutla terjadi di sejumlah kabupaten di Sumsel, seperti di Desa Meranjat III Kabupaten Ogan Ilir pada Selasa (16/7) yang menghanguskan lahan 2,5 hektare, dan pada hari yang sama di Musi Banyuasin yakni di Jalan Kol. H Nazom Nurhawi, Kelurahan Kayuare, Kecamatan Sekayu atau di kawasan Perumahan VBS yang melahap areal seluas 2.500 meter persegi.

Kemudian kebakaran di lahan gambut terjadi di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan, yang menghanguskan lahan 2 hektare di Desa Tempirai Selatan, Kecamatan Penukal Utara, Senin (15/7). Pada hari yang sama juga terjadi kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Ilir di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara dari pukul 14.30- 15.00 WIB, yang menghanguskan lahan milik warga seluas 0,5 hektare.

Artikel ini ditulis oleh: