Dalam kesempatan itu sebanyak 300 ton daging sapi impor dari Australia dan Selandia Baru disiapkan bagi pedagang dan pembeli dan Presiden Jokowi yang ingin agar harga daging sapi dibawah Rp 80 ribu.

Jakarta, Aktual.com – Masih mahalnya harga daging dan malah melubernya jeroan di pasar tradisional akibat kebijakan pemerintah yang salah kaprah disebut telah merugikan banyak peternak lokal.

“Masalahnya kalau hanya impor yang dilakukan, baik itu daging maupun jeroan sapi, sementara ketersediannya tidak digenjot, maka peternak lokal yang akan dirugikan,” tandas pengamat pangan, Yeka Hendra Fatika dalam diskusi yang digelar Forkem, di Jakarta, Jumat (29/7).

Menurut dia, selama ini kebijakan pemerintah dalam menyikapi tingginya harga daging hanya sebatas dengan kebijakan operasi pasar, sehingga ujung-ujungnya keran impor dibuka lebar-lebar.

“Kenyataannyan kebijakan OP dan tata niaga pangan belum terjawab solusinya. Sehingga problem dasar dari tingginya pangan seperti daging dan jeroan itu selalu diakhiri dengan kebijakan impor,” tegas dia.

Memang selama pasokan masih kurang, impor bisa saja dilakukan selama dikendalikan dan tidak dilakukan secara mendadak.

“Mestinya dari sekarang pemerintah bersiap-siap. Karena tahun depan pasti akan puasa dan lebaran. Sehingga harga pangan seperti daging akan tinggi. Maka perlu kerja sama antar lembaga dari sekarang agar persiapannya matang,” ujar dia.

Pemerintah sendiri sudah membuka keran impor jeroan. Saat ini, pemerintah bersikeras segera mengajukan revisi UU No 41 tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan mencabut Permentan No 58/2015 untuk menekan harga daging dalam negeri. Kebijakan ini antara lain membeaskan impor jeroan.

Menurutnya, dengan kebijakan itu, pemerintah akan membuka impor daging, jeroan dan sapi siap potong atau bukan sapi bakalan lagi.

“Sehingga kebijakan ini akan menjadi pukulan keras terhadap lima juta peternak lokal di dalam negeri,” cetus dia.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian, Fini Murfiani justru meremehkan impor jeroan. Menurutnya, jeroan ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat di tengah harga daging yang masih tinggi.

“Kita buka keran impor jeroan, karena ini untuk menjadi alternatif bagi masyarakat. Lagian jeroan juga banyak manfaatnya. Tapi yang diimpor itu hanya hati, jantung, dan paru,” tegas Fini. (Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka