Petani menyiram air ke tanaman kopi yang tertutup abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, Brastagi, Karo, Sumatera Utara, Sabtu (27/6). Erupsi Gunung Sinabung menyebabkan sejumlah desa dan kawasan kota wisata Brastagi tertutup abu vulkanik. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/ed/foc/15.

Jakarta, Aktual.com — Sekitar 2,5 hektar tanaman kopi di lereng Gunung Merapi, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mati akibat kekeringan.

“Tanaman kopi mati akibat kemarau panjang. Selain udara yang cukup panas, kopi tidak ada pohon-pohon perindang di sekitarnya,” kata Ketua Koperasi Usaha Bersama (KUB) Kebun Makmur Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sumijo, Jumat (21/8).

Menurut dia, tanaman yang mati tersebut berada di lahan yang pada erupsi Merapi 2010 terlewati lahar panas.

“Jadi tanaman kopi yang mati tersebut merupakan tanaman yang baru. Penanaman baru dilakukan awal tahun ini,” ujar dia.

Dijelaskan, sebenarnya tanaman kopi bisa bertahan asalkan banyak pohon perindang di sekitarnya yang dapat menahan sinar matahari.

“Pohon-pohon perindang seperti sengon, lamoro, atau yang lainnya di lahan tersebut belum ada. Sehingga tanaman kopi banyak yang kering. Belum lagi daun-daunnya yang menjadi kuning. Tapi yang daunnya mengering masih bisa diselamatkan,”

“Para petani harus kembali menanam bibit yang baru. Selain didapatkan dari koperasi, juga bisa nantinya diajukan ke dinas terkait. Awal musim hujan nanti baru bisa menanamnya lagi,” kata dia.

Meski masih ada tanaman baru yang tidak berhasil, namun angkanya mulai mengecil. Di tahun sebelumnya, sekitar 60 hektare tanaman kopi mati.

Artikel ini ditulis oleh: