Jakarta, Aktual.co — Fakta mengejutkan ditemukan dari pemakaian gadget yang terlalu sering. Tahukah Anda terlalu lama memakai gadget bisa menyebabkan mata cepat lelah. Parahnya, kondisi ini bisa memicu terjadinya lattice degenerasi atau “bolong-bolong” pada retina dalam bahasa awamnya. 
Jika ini dibiarkan maka retina mata bisa lepas bahkan hingga sampai kebutaan. 
dr. Ikhsan Revino, SpM dari Klinik Mata SMEC menjelaskan bahwa rasa lelah sangat memengaruhi kualitas retina mata. Bila mata sering dipaksa bekerja, maka semakin besar potensi kerusakan retina. Ciri-cirinya adalah adanya bintik-bintik atau seperti lalat berterbangan di penglihatan. Serabut-serabut merah pada mata juga bisa menjadi tandanya. 
“Bila dicek secara medis,  akan terlihat di dalam retina mata semacam bolong-bolong. Itulah lattice yang bila dibiarkan akan menyebabkan kebutaan,” jelasnya,
Alasannya, karena adanya fungsi penurunan fungsi tubuh seiring dengan proses degenerasi (penuaan). 
Lattice degenerasi bisa datang lebih cepat datang karena pengaruh gaya hidup, salah satunya penggunaan gadget, seperti ponsel pintar, tablet, komputer, dan laptop. Di samping itu, riwayat trauma benturan juga dapat memicu kondisi ini.
Lantas bagaimana penggunaan gadget yang tepat agar mata terhindar dari rasa lelah sehingga retina mata tetap terlindungi?
“Pakai gadget jangan terlalu lama. Gunakan pola 20-20-20 yang artinya setelah menggunakan gadget setelah 20 menit, istirahatkan mata selama 20 detik dengan menatap objek yang letaknya sejauh 20 kaki atau sekitar 6 meter,” ungkapnya.
Atur pula pencahayaan alat, jangan terlalu terang dan jangan terlalu gelap. Jaga jarak pandang, sebaiknya berjarak 30-50 sentimeter. Kesehatan mata juga bergantung pada kualitas tidur dan pola makan. Istirahat yang cukup dan perbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C, serta antioksidan.
Untuk para orangtua juga harap lebih waspada dan teliti terhadap anak-anak di rumah yang lebih sering menggunakan gadget dan menyuruhnya untuk melakukan kegiatan lain yang mengharuskannya untuk bergerak di sekitar rumah. 
Karena riset di Singapura pada 2008 mengungkap anak yang sering beraktivitas di luar ruangan ternyata kecil kemungkinan matanya mengalami minus. Ini ada hubungannya dengan paparan sinar matahari,” ujarnya.
Orang dengan kondisi mata normal dianjurkan periksa ke dokter mata setahun sekali. Sedangkan pemakai kacamata disarankan enam bulan skali. 
Sesuai anjuran dari WHO (World Healt Organization), mata anak sebaiknya pertama kali diperiksa di usia 6 bulan pertama kehidupannya.