Khartoum, Aktual.com – Perang saudara yang terus berkecamuk di Sudan kembali menelan korban jiwa. Kali ini kelompok pemberontak yang menamakan dirinya sebagai Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara (SPLM-N) yang dipimpin oleh Abdelaziz al-Hilu menyerang warga sipil.
Dalam serangan yang dilakukan SPLM-N di Kota Kadugli, ibukota negara bagian Kordofan Selatan di Sudan Selatan mengakibatkan 44 warga sipil tewas dan 28 lainnya terluka parah. Korban tewas dan luka termasuk wanita dan anak-anak.
Juru bicara pemerintah Sudan menyebutkan pasukan SPLM-N menembaki Kadugli dengan tembakan artileri pada Senin pagi (3/2) waktu setempat yang menyebabkan jatuhnya korban di kalangan warga sipil. ”Diantara yang tewas adalah Imam Nizar Mohamed Tom, seorang pengkhotbah di Masjid Tua Kadugli yang bersejarah,” tulis sebuah laporan dilansir Anadolu, Selasa (4/2).
Gubernur Kordofan Selatan Mohamed Ibrahim Abdel Karim mengutuk serangan tersebut, ia menggambarkan pihak SPLM-N melakukan tindakan agresi yang brutal dan kejam terhadap warga sipil.
Sedangkan panglima militer Sudan Faisal Mukhtar dari Divisi Infanteri ke-14 mengatakan angkatan bersenjata telah kembali mengendalikan situasi di Kadugli.
Untuk diketahui, dua hari sebelum serangan di Kota Kadugli, perang saudara juga meletus di sebuah pasar yang sedang ramai pengunjung di kawasan Omdurman Kota Khartoum pada Sabtu pagi (1/2) waktu setempat.
Perang yang melibatkan pasukan reguler pemerintah melawan kelompok pemberontak Rapid Support Forces (RSF) menewaskan 54 orang dan 158 orang terluka. Sumber medis dan para aktivis mengatakan penembakan artileri dan serangan udara melanda seluruh Khartoum, dengan total korban tewas sebanyak 56 orang. Ini merupakan pertumpahan darah terbaru dalam perang saudara yang menghancurkan negara tersebut.
Sumber medis dari Kementerian Kesehatan Sudan menyebutkan pasukan RSF menembaki pasar yang mengakibatkan 54 orang tewas dan melukai 158 yang sedang berada di pasar itu yang dikuasai tentara reguler. ”Peluru menghantam pasar sayur, itu sebabnya korban dan yang terluka begitu banyak,” kata seorang korban selamat kepada AFP, Minggu (2/2/2025).
Sementara itu, masih di hari yang sama, di seberang Sungai Nil di Khartoum, dua warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara pasukan pemerintah ke wilayah yang dikuasai RSF. Jet-jet tempur Angkatan Bersenjata Sudan memang mempertahankan monopoli atas serangan udara.
Pasukan regular Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) memang sudah bertarung untuk memperebutkan kekuasaan sejak April 2023 lalu. Saat ini tentara reguler sedang berjuang untuk merebut kembali kendali Ibukota Khartoum yang masih dikuasai RSF. Perang saudara ini, selain menewaskan puluhan ribu orang, perang ini telah membuat 14 juta orang warga mengungsi, dan menghancurkan infrastruktur Sudan. Kota Khartoum Raya memang telah menjadi medan pertempuran dalam 22 bulan terakhir yang sudah menewaskan 26 ribu orang.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain