Medan, Aktual.com — Kematian lima ton ikan keramba jaring apung milik warga di wilayah Tanjung Bunga, Pangururan, Kabupaten Samosir diminta untuk diselidiki.

“Kematian ikan nila secara tiba-tiba itu, perlu diketahui secara jelas sehingga petani ikan di kawasan Danau Toba tidak terus mengalami kerugian,” kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumut Dana Tarigan di Medan, Rabu (28/9).

Terlebih, belakangan ini petani ikan keramba jaring apung di kawasan Danau Toba itu selalu mengeluh, dan bahkan tidak mampu lagi membayar pinjaman kredit di Bank.

“Pemerintah diharapkan dapat mengatasi dan sekaligus mencari solusi mengenai penyebab kematian ikan yang sedang dibudidayakan oleh warga masyarakat di daerah tersebut.”

Penyebab kematian ikan yang dipelihara di daerah objek wisata Danau Toba itu, harus dapat diketahui sehingga pengusaha KJA agar lebih hati-hati. Karena, selama ini tidak pernah diketahui secara jelas, apa penyebab kematian tersebut.

“Hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mengungkapnya, dan para petani KJA dapat mengetahuinya.”

Kematian ikan di perairan Danau Toba itu, jika dibiarkan akan berdampak terhadap pengusaha lainnya.

Lima ton ikan keramba jaring apung milik petani di Danau Toba wilayah Tanjung Bunga, Pangururan, Kabupaten Samosir, mati mendadak, Sabtu (24/9).

Kematian ikan tersebut, diduga akibat kekurangan oksigen setelah warna air di permukaan Danau Toba berubah menjadi kuning dan mengalami keruh.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu