Buruh memproduksi tekstil di Pabrik Sritex, Sukoarjo, Jawa Tengah, Jumat (13/2). Dokter Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial UI Syahgandan Nainggolan mengatakan selain upah yang layak, kesejahteraan buruh juga dipengaruhi jaminan sosial dan kesejahteraan sosial. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./ed/mes/15

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI mengatakan angka pengangguran di Tanah Air pada 2019 mengalami penurunan hingga 5,02 persen dan terendah sejak era reformasi hingga kini.

“Selama lima tahun terakhir tren angka pengangguran terus menurun dan tahun ini merupakan yang terendah,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjend) Kemenaker RI Khairul Anwar di Jakarta, Kamis (14/11).

Ia mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini tercatat sekitar 133 juta angkatan kerja di Tanah Air. Dari jumlah itu 126 juta sudah bekerja dan hanya sekitar tujuh juta yang belum memiliki pekerjaan atau pengangguran.

Penurunan angka pengangguran tersebut, kata dia, dinilai keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

“Artinya keberhasilan pembangunan di era Presiden Jokowi betul-betul fokus pada penurunan angka pengangguran, kemiskinan, kesenjangan ekonomi yang turut menjadi barometer pembangunan,” ujarnya.

Ia menjelaskan dari jumlah angkatan kerja di Indonesia pada umumnya berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah.

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya memberikan fasilitas pelatihan kepada masyarakat kategori usia kerja yang berpendidikan SMP ke bawah.

“Jadi 58 persen angkatan kerja yang masih berpendidikan rendah itu kita berikan fasilitas pelatihan,” katanya.

Tujuannya, setelah mereka mendapatkan fasilitas pelatihan diharapkan dapat ditampung langsung oleh pasar kerja. Selain itu, angkatan kerja juga didorong untuk mandiri atau berwiraswasta.

“Dua tujuan inilah yang disasar oleh pemerintah melalui fasilitas pelatihan bagi angkatan kerja berpendidikan rendah di Tanah Air,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan