Jakarta, Aktual.com-Ribuan warga nampak memadati jalan di Hong Kong, Sabtu malam (15/7), sambil menyalakan lilin untuk mengenang wafatnya aktivis penerima Nobel Perdamaian asal China, Liu Xiaobo.

Liu Xiaobo sendiri telah meninggal dunia Kamis lalu, akibat penyakit kanker hati stadium lanjut yang telah menggerogoti tubuhnya selama bertahun-tahun. Jasadnya sendiri telah dikremasi, dan abunya dilarung ke laut, Sabtu hari ini.

Warga Hong Kong dari semua umur dan kalangan turut berkumpul pada acara malam ini.

Mereka tak hanya menyalakan lilin, tetapi juga membawa beragam rangkaian bunga. Warga memberikan penghormatan dengan cara membungkuk tiga kali di hadapan sebuah tanda peringatan yang dipasang di kantor penghubung, sebagai tanda penghormatan tradisional pada acara pemakaman.

Salah seorang pengunjung Steven Wong (45) mengaku sengaja melakukan perjalanan dari Singapura untuk menghadiri acara itu sebagai cara menghormati Liu Xiaobo, sebagai pejuang HAM selama bertahun-tahun.

Wong sendiri lahir dan dibesarkan di Beijing, dan merupakan seorang siswa sekolah menengah di sana pada tahun 1989.

Tahun 1989 sendiri sebagai puncak tindakan keras dan brutal terhadap para kaum pemrotes pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen.

Wong mengaku masih mengingat dengan jelas kobaran api, hingga darah yang dioleskan di tiang lampu sehari setelah aksi.

Tak lama kemudian, Wong dan keluarganya pindah ke Singapura.

“Dia adalah seorang sarjana besar yang membangunkan kaum muda, terutama generasi saya,” kata Wong.

“Dia membuat saya berpikir secara mendalam tentang apa yang bisa kita lakukan sebagai orang China, dan apa yang bisa kita ajarkan kepada siswa kita,” sebut Wong, yang sekarang berprofesi sebagai peneliti seni.

Sementara itu, mantan anggota parlemen Hong Kong dan advokat demokrasi Alan Leong mendesak Pemerintah China untuk segera membebaskan istri Liu, Liu Xia, dari status tahanan rumah.

Dia juga mengatakan Hong Kong kini tengah menghadapi situasi mengerikan karena Beijing melakukan pengkhianatan.

“Kami tetap tenang dan terus berjuang,” kata Leong kepada AFP.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs