Jakarta, Aktual.com – Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur memperkirakan proses identifikasi korban pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 mungkin berjalan lebih cepat dibandingkan dengan pemeriksaan penumpang Air Asia QZ8501 yang jatuh pada Desember 2014.

Kepala Bidang Identifikasi Korban Bencana (DVI) Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Komisaris Besar Polisi drg Lisda Cancer, menyebutkan alasannya adalah banyak korban Air Asia QZ 8501 ditemukan dalam keadaan utuh, sementara penumpang Lion Air PK-LQP diketahui identitasnya melalui pemeriksaan bagian tubuh yang ditemukan tim Badan SAR Nasional (Basarnas).

Kombes Lisda menerangkan pemeriksaan jasad utuh butuh waktu panjang karena tim forensik tidak hanya mengeksaminasi DNA, tetapi juga sidik jari, kondisi gigi, hingga tanda medis korban.

“Pemeriksaannya menyeluruh, satu hari tim forensik RS Polri mampu memeriksa sekitar delapan tubuh. Sementara, korbannya ratusan,” kata Kombes Pol Lisda saat ditemui usai jumpa pers di Gedung Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri Kramat Jati.

Alhasil, proses identifikasi korban Air Asia QZ 8501 yang jatuh di Selat Karimata 29 Desember 2014 membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. Sementara itu, korban pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di Tanjung Pakis, Karawang, 29 Oktober 2018 ditemukan melalui bagian-bagian tubuhnya.

“Prosesnya lebih singkat, karena tim DVI bisa lebih fokus memeriksa DNA dari jaringan bagian tubuh yang ditemukan,” jelas Kombes Lisda.

Pemeriksaan DNA, Lisda menyebut, membutuhkan waktu empat-delapan hari.

“Hasil pemeriksaan DNA dapat diperoleh dalam empat hari jika kualitas sampel bagus, tetapi jika profil DNA yang didapatkan tidak lengkap maka pemeriksaan akan diulang,” jelas Kombes Lisda.

Ia menambahkan, pemeriksaan sampel juga akan diulang, apabila hasilnya merujuk pada dua individu.

“Jika ada dua individu pada satu sampel DNA, artinya sampelnya sudah terkontaminasi. Jadi kita ambil lagi sampel pada jaringan yang lebih dalam, dan mengulang pemeriksaan,” terang Kombes Lisda.

Di samping pemeriksaan DNA,maka identifikasi korban Lion Air PK-LQP JT 601 juga dilakukan melalui sidik jari, gigi, dan tanda medis. Hingga hari ke-16 sejak insiden pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 jatuh di Tanjung Pakis, Karawang, RS Polri telah mengidentifikasi 82 penumpang, yang 62 d antaranya berjenis kelamin laki-laki, 20 sisanya perempuan.

Artinya, masih ada 107 penumpang yang belum teridentifikasi. Tim DVI RS Polri masih memeriksa 666 sampel DNA yang ditemukan dari 195 kantong jenazah.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: