Jakarta, Aktual.com – Ketua Aliansi Mahasiswa Kalimantan Menggugat (AMKM) Abdan Sakura, mengkritik peran pemuda dan mahasiswa yang tak bersuara terkait dengan beberapa persoalan negara seperti perekonomian dan kabut asap.

Abdan Sakura menyayangkan hilangnya sikap kritis mahasiswa dan pemuda, setelah mereka diundang ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo.

“Kemana pemuda dan mahasiwa yang sejak awal tampil, setelah diundang ke Istana,” kata Addan dalam acara diskusi yang bertajuk “Negara Darurat, Mahasiswa dan Pemuda Kemana” di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (12/10).

Diungkapkan Abdan Sakura, apatisnya mahasiswa dan pemuda juga terjadi di Kalimantan, di mana rezim Jokowi-JK menghargai hasil karet, dengan harga yang minim. Namun elemen pemuda dan mahasisw masih asik-asikan dengan dunianya sendiri.

“Petani karet hanya dihargai Rp4000 per kilo. Mahasiswa ekonomi dan perhutanan tidak membahas itu. Banyak sekali mahasiswa dan pemuda lebih memilih dunianya sendiri,lebih bangga memegang tongsis (tongkat eksis) daripada turun aksi, banyak mana buku sama HP (handphone) mahasiswa,” ungkapnya

Menurutnya fenomena seperti ini tidak lepas dari sistem yang sengaja diciptkan. Terlebih adanya jarak antara mahasiswa dan pemerintah. Padahal kata Adnan, lingkungan kampus sangat berperan membentuk mahasiswa dalam keadaan seperti ini.

“Ini membuktikan adanya jarak antara mahasiswa dan pemerintah, mereka lebih bangga memegang tongsis ketimbang turun aksi,” tutupnya

Artikel ini ditulis oleh: