Pimpinan Bawaslu RI Daniel Zuchron (kiri), Ketua Bawaslu RI Muhammad (tengah), Wakil Ketua Komisi II DPR RI yang juga Ketua Pansus RUU Pemilu Lukman Edy (kanan) saat diskusi di media center Bawaslu RI, Jakarta, Senin (6/2/2017). Diskusi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengambil tema
Pimpinan Bawaslu RI Daniel Zuchron (kiri), Ketua Bawaslu RI Muhammad (tengah), Wakil Ketua Komisi II DPR RI yang juga Ketua Pansus RUU Pemilu Lukman Edy (kanan) saat diskusi di media center Bawaslu RI, Jakarta, Senin (6/2/2017). Diskusi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengambil tema "Peta Jalan Politik Uang Dalam Pemilu". AKTUAL/Munzir
Bandung, Aktual.com – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Muhammad mengkritik kinerja partai politik terkait tugasnya sebagai pendidik politik bagi masyarakat. Kritik tersebut diutarakannya karena masih maraknya politik uang dalam penyelenggaraan Pilkada serentak 2017.
“Sudah diperjuangkan, cuma dalam praktik masih belum (maksimal). Jadi kita berharap sebenarnya komitmen parpol untuk mengedukasi masyarakat,” ungkapnya usai diskusi bertema ‘Evaluasi Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2017’ di Lembang, Bandung, Jum’at (7/4) kemarin.
Bagi Muhammad, parpol seharusnya menjadi garda terdepan dalam proses edukasi kepada masyarakat. Hal ini, lanjutnya, dikarenakan telah diatur Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) setiap parpol.
 
Di dalam AD/ART parpol sudah ada semuanya, saya sudah baca. Bagaiman menghadirkan proses sebuah pendidikan politik sudah dicantumkan,” jelasnya.
Karenanya, ia pun berharap agar ke depannya parpol lebih mengutamakan pendidikan politik kepada masyarakat. Proses pendidikan yang maksimal pun disebutnya akan berbanding lurus dengan peningkatan kualitas pesta demokrasi atau demokrasi itu sendiri.
“Memberikan edukasi politik yang sehat kepada masyarakat supaya proses politik ini hadir sebagai partisipasi masyarakat,” pungkasnya. (Teuku Wildan)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan