Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsudin - Umat Islam dalam pembangunan Indonesia. (ilustrasi/aktual.com)
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsudin - Umat Islam dalam pembangunan Indonesia. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengaku tersinggung dengan sikap kepolisian dibawah komando Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, yang seakan melindungi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus penistaan agama.

“Kalau itu (Ahok) dibela-bela, apalagi ada gelagat penegak hukum dibela-bela, saya tersinggung,” kata Din di acara pembukaan rapat kerja nasional MUI di Hotel Mercure, Ancol, Rabu (23/11).

Bila Ahok tak segera ditahan, Din khawatir masalah ini akan menimbulkan yang lebih rumit. Seperti yang baru terjadi, Ahok kembali dilaporkan karena menuduh pengunjuk rasa 4 November menerima bayaran.

“Saya khawatir nanti dia punya ujaran baru lagi yang melanggar hukum. Jadi menurut saya bagus kalau ditahan itu. Supaya jangan lebih rumit lagi masalah.”

Tito pun diminta tak bermain-main dan meremehkan dalam menangani kasus penistaan agama oleh Ahok. Apalagi sampai melepas Ahok dalam kasus tersebut. Sebab, hal ini menyangkut keyakinan umat muslim di Indonesia.

“Pak Tito, kita bersahabat ya. Tapi kalau ini sampai lepas, saya akan memimpin perlawanan.”

Sebab, kata Din, dalam menangani kasus penistaan agama ini tak perlu lagi menggunakan tafsir-tafsir. Sebab, surat Al Maidah ayat 51 itu menerangkan bahwa umat Islam dilarang memilih pemimpin non muslim.

Apalagi, lanjut dia, sudah jelas dalam hal ini Ahok yang diluar keyakinannya menyinggung kitab umat muslim. “Padahal dia bukan dari agama tersebut,” kata dia.

Terutama dalam kalimat ‘dibohongi pakai’ kata dia, itu jelas sangat terang penistaan agamanya. “Dibohongin pakai, ini menurut keyakinan saya sudah memenuhi kriteria penistaan agama,” ujar dia.

Laporan: Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu