Menurut dia, dampak perang dagang antara AS dan China yang terus berlangsung telah membuat aktivitas pabrik dan ekspor di kawasan Asia mengalami perlambatan pada Agustus. Selain itu, lemahnya ekspor di Asia juga akibat perlambatan sektor otomotif dan menurunnya permintaan smartphone di China.

Sementara itu, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan data inflasi Indonesia yang menunjukkan terkendali menjadi salah satu faktor positif sehingga memberi harapan kepada pelaku pasar bahwa ekonomi nasional kondusif.

“Adanya harapan positif akan menopang pergerakan IHSG dalam beberapa waktu mendatang,” katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi selama Agustus 2019 sebesar 0,12 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender sebesar 2,48 persen. Jika dilihat secara tahunan, inflasi Agustus 2019 sebesar 3,49 persen (year on year), atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3,2 persen.

Sementara itu, bursa regional antara lain indeks Nikkei menguat 30,03 poin (0,15 persen) ke 20.650,22, indeks Hang Seng menguat 70,87 poin (0,28 persen) ke 25.697,43, dan indeks Straits Times menguat 8,97 poin (0,29 persen) ke posisi 3.091,93.

Artikel ini ditulis oleh: