Surabaya, Aktual.com — Kiai Sepuh Nahdlatul Ulama (NU) benar-benar ‘turun gunung’. Berangkat dari keprihatinan atas munculnya permasalahan di Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, saat ini, Senin (3/8), mereka tengah menggelar pertemuan tertutup dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Pertemuan dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Jombang. Selain Kiai Sepuh, pertemuan diikuti oleh seluruh pengurus Pimpinan Wilayah se-Indonesia.

“Ya masih proses, kita tunggulah. Kemarin kan enggak ada titik temu, sekarang Kiai kultural sedang lakukan pertemuan,” jelas Ketua Panitia Daerah Muktamar NU ke-33, Saifullah Yusuf, di Alun-alun Jombang, Jatim, Senin (3/8).

Gus Ipul sapaan akrabnya- berharap, pertemuan menghasilkan poin-poin penting yang solutif atas permasalahan Muktamar. Khususnya menyangkut sistem pemilihan Ahlul Halli Wal ‘Aqdi (AHWA).

Sistem untuk memilih Rois Aam dalam pembahasan tata tertib semalam mengalami ‘deadlock’. Pimpinan pleno menskors sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Itu setelah peserta Muktamar melontarkan tudingan dugaan ‘politik uang’.

“Kalau bisa enggak lebih dari tanggal 6, ‘mumet’ (pusing) aku,” cetusnya.

Sesuai jadwal yang ditentukan, gelaran Muktamar NU berlangsung tanggal 1 hingga 6 Agustus 2015. Namun, hingga kini muktamar masih berkutat pada pembahasan tatib, khususnya Pasal 19 yang membahas sistem AHWA. Sebab itu, jika molor panitia khawatir anggarannya turu membengkak.

“Kalau lebih dari tanggal 6 itu ya ampun-ampun, kalau lebih ya bayar sendiri-sendiri. Enggak bisalah ditalangi (Pemprov Jatim,” demikian kata Ipul.

Artikel ini ditulis oleh: