Jakarta, Aktual.com — Koordinator Jaringan Aksi Peduli BUMN (JAP-BUMN), Muhamad Hidayat menilai bahwa PT Telkom semakin menunjukkan kinerja buruk di bawah komando Alex Sinaga. Salah satu persoalan adalah pembatasan quota internet atau Fair Usage Policy yang dilakukan Telkom.

“Semula Indihome memberikan unlimited namun kemudian hanya menjadi 300 Gigabyte/month. Pembatasan ini tanpa adanya pemberitahuan kepada pelanggan oleh pihak Telkom sehingga Telkom seperti mengelabui pelanggan. Selain hal tersebut, banyak keluhan dari pelanggan Indihome terkait buruknya pelayanan oleh pihak operator atau bagian layanan kerusakan,” ujar Muhamad Hidayat di Jakarta, Selasa (19/4).

Menurutnya, hal yang sulit diterima akal adalah diantara pelanggan yang berlangganan indihome mengalami gangguan hingga beberapa hari, pihak Indihome Telkom tak pernah memikirkan mekanisme pengurangan biaya pembayaran, padahal fungsi internet sangat vital untuk menunjang pekerjaan dikantor.

“Pada beberapa kasus perbaikan jaringan, pelanggan harus menunggu hingga 3 hari untuk dapat menikmati paket internet hingga normal. Selama 3 hari tak berfungsinya internet, Indihome tak pernah menghitung biaya yang dikeluarkan akibat terhambatnya kerja-kerja dan aktivitas kantor,” tambahnya.

Selain itu, lanjutnya, ada pelanggan mengeluhkan adanya kebijakan Indihome yang tak beres saat berhenti berlangganan Indihome, telepon rumah juga diputus. Padahal, nomor telepon tersebut bukan berasal dari Indihome, melainkan nomor telpon rumah lama.

“Ini sungguh memprihatinkan. Bagaimana mungkin perusahaan milik negara dengan kinerja saham terbaik pada tahun 2015 tega memperlakukan pelanggan seperti itu,” jelasnya.

Menurutnya, hal tersebut lantaran kinerja Direktur Utama Telkom Alex Sinaga yang bermasalah. Kualitas manajemen di bawah komando Dirut Telkom saat ini menunjukkan penurunan tajam. Setelah berlaku sistem kuota, Telkom juga mengubah skema layanan yang ditawarkan oleh USeeTV dengan menghapus sejumlah channel TV, antara lain HBO, HBO Signature, HBO Family, serta FOX Movies.

“Ini jelas akal-akalan Telkom. Jika memang diawal saluran-saluran tersebut hanya sementara, maka pihak Indihome punya kewajiban menyampaikan kepada pelanggan akan hal tersebut. Sekali lagi kami menilai ada kebijakan Telkom yang bermasalah akibat buruknya kinerja Direktur Utama Telkom Alex Sinaga,” jelasnya.

selain itu, PT Telkom melalui anak perusahaan Telkomsel pernah kecolongan akibat bobolnya penjualan paket internet Simpati pada kisaran bulan Agustus-September 2015. Untuk kebobolan ini hingga saat ini pihak Telkom dan Telkomsel tidak pernah mengakui terbuka padahal, agen-agen penjual kartu telpon menyatakan bahwa khusus untuk kartu internet Simpati penjualan dilakukan 2 minggu sebelum habisnya paket internet.

Menurutnya, kebobolan penjualan paket internet jelas merugikan pelanggan dan tentu saja merugikan keuangan perusahaan yang berarti juga merugikan negara akibat kehilangan banyak quota yang dijual ke pasar. Lalu seperti apa pertanggungjawaban Dirut Telkom Alex Sinaga. Sampai saat ini Dirut Telkom tak pernah mempertanggungjawabkan hal itu.

“Kami menilai kinerja Dirut Telkom banyak merugikan perusahaan terutama terkait dengan berbagai persoalan pelayanan dari layanan Internet. sebagai tindaklanjut atas desakan ini, kami akan beramai-ramai mendatangi RUPS PT Telkom,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka