Pemerintah di era Joko Widodo (Jokowi) terus tak berhenti menerbitkan surat utang. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah selalu menganggap remeh utang yang kian menumpuk tinggi. Menurutnya, utang-utang itu untuk membangun proyek infrastruktur dan memeratakan ekonomi.

Namun masalahnya utang tinggi berisiko terhadap kondisi fiskal dalam negeri. Sementara kondisi pembangunannya tak jelas kapan selesai dan belum bermanfaat terhadap rakyat.

Selama ini pemerintah malah mengklaim utang tinggi tapi rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih aman. Sementara negara lain seperti Rusia juatru utangnya lebih rendah dan malah pembangunannya lebih maju dari Indonesia.

“Sangat disayangkan sikap pemerintah itu. Selalu mengklaim masih aman dengan rasio utang yang rendah. Padahal benchmark pemerintah itu adalah negera-negara yang rasio utangnya lebih tinggi dari Indonesia,” ungkap ekonom muda Indef Ahmad Heri Firdaus di Jakarta, Rabu (27/9).

Padahal, ada negara lain yang rasio utangnya rendah dan sukses dalam mengelola utang untuk pembangunan. Karena faktanya pembangun mereka jauh lebih maju dari Indonesia. Seperti Rusia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu