Padang, Aktual.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan volume limbah medis yang berasal dari 2.813 rumah sakit di Indonesia mencapai 242 ton per hari.

“Dari jumlah tersebut rata-rata tumpukan limbah 87 kilogram per hari, artinya limbah yang belum dikelola masih cukup besar,” kata Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 KLHK, Sinta Saptarina Soemiarno di Padang, ditulis Kamis (12/7).

Ia menyampaikan hal tersebut dalam bimbingan teknis pengelolaan limbah B3 dari fasilitas layanan kesehatan yang digelar di Kota Padang.

Menurut dia, banyaknya limbah yang tidak terkelola salah satunya disebabkan oleh jasa pengelolaan limbah medis yang tidak banyak, dan juga terdapat jasa pemusnahan limbah yang ditutup akibat tidak bekerja sesuai prosedur.

Pemusnahan limbah medis, lanjutnya tidak bisa sembarangan seperti membakar sampah biasa. Ketika pemusnahan suhu yang dibutuhkan mencapai 1.600 hingga 2.000 derajat celsisus.

Oleh sebab itu KLHK mengupayakan pemusnahan limbah medis tersebut dengan bekerjasama dan menunjuk empat perusahaan semen sebagai pihak ketiga untuk memusnahkan limbah medis, salah satunya adalah PT Semen Padang.

“Jadi rumah sakit yang ada di Sumatera Barat maupun daerah lain yang strategis, bisa berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Semen Padang untuk memusnahkan limbah medisnya,” kata Sinta.

Sejak bekerjasama dengan beberapa perusahaan semen tersebut, limbah medis yang sudah dimusnahkan yakni 152,89 ton.

Oleh sebab itu, ia mendorong seluruh pihak agar mempercepat pemusnahan limbah medis di yang bisa dilakukan di pabrik semen untuk menyelesaikan tumpukan limbah medis di rumah sakit.

Pihaknya juga berharap sektor swasta maupun pemerintah daerah dapat berinvestasi mendirikan jasa pengolah limbah medis di seluruh wilayah mengingat Indonesia adalah negara kepulauan.

“Transportasi dan pengangutan limbah yang jauh juga menjadi kendala bagi pemusnahan limbah rumah sakit,” tambahnya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: