Saat ini lukisan-lukisan itu selain menghiasi dinding-dinding istana juga ditampilkan di museum istana yang saat ini sebagian tempatnya sedang direnovasi untuk menambah luas ruangan.
Lukisan Perjuangan Satu lukisan yang tampak mencolok di lantai 1 museum adalah lukisan “Berburu Banteng” karya Raden Saleh. Lukisan itu saat ini “menggantikan” ikon Gedung Agung yaitu lukisan “Penangkapan Diponegoro” –juga karya Raden Saleh– yang saat ini dibawa ke Istana Merdeka.
Lukisan “Berburu Banteng” dibuat pada 1851 menceritakan hawa nafsu manusia, serakah ingin mengusik kehidupan makhluk lain. Dalam lukisan digambarkan pemburu berupaya menangkap banteng, salah satu pemburu bahkan terjatuh karena mengejar hewan liar di padang gurun namun berbunga tersebut.
“Raden Saleh bisa mengungkapkan detail sekecil apapun yang mata telanjang juga tidak terlalu memerhatikan, misalnya corak lurik kain batik pemburu, kelinting di leher anjing, kancing yang ada di sepatu bots, cincin dari pemburu yang kecil pun beliau gambar di sini. Detail ini bisa juga untuk membedakan lukisan asli atau tiruan Raden Saleh,” kata Kurniawan.
Satu lukisan Raden Saleh yang harganya berkisar ratusan miliar itu hanya satu dari lukisan-lukisan karya para maestro yang disimpan di museum. Masih ada juga lukisan simbol nasionalisme seperti lukisan “Kawan-kawan Revolusi”, “Markas Laskar Rakyat di Bekas Gudang Beras Cikampek”, lukisan “Sekko” karya Dullah dan belasan lukisan pahlawan nasional yang dipesan Sukarno kepada komunitas seniman Yogyakarta yang bermarkas di Alun-alun Yogyakarta.
Artikel ini ditulis oleh: